Kudeta Militer Sudan Dikecam Dunia, PBB hingga China Berikan Respons
Kompas dunia | 25 Oktober 2021, 20:41 WIBKHARTOUM, KOMPAS.TV - Angkatan Bersenjata Sudan mengkudeta pemerintahan transisi pada Senin (25/10/2021) pagi waktu setempat. Tentara Sudan menahan Perdana Menteri Abdalla Hamdok dan sejumlah pejabat tinggi.
Menurut Kementerian Informasi Sudan, yang menolak tunduk pada militer, Abdalla Hamdok ditahan karena menolak mendukung pengambilalihan kekuasaan oleh militer.
Panglima militer sekaligus pemimpin dewan pemerintahan transisi Sudan, Jenderal Abdel Fattah Al-Burhan, membubarkan pemerintahan transisi dan mengumumkan situasi darurat nasional.
Baca Juga: Diduga Kudeta Militer di Sudan, Perdana Menteri Abdalla Hamdok dan Pejabat Tinggi Ditangkap
Kudeta Sudan pun direspons oleh komunitas internasional, rata-rata mengecam aksi militer Sudan.
Jerman serukan kudeta dihentikan
Pemerintahan Jerman mengutuk upaya kudeta militer di Sudan. Sebagaimana dilaporkan Al Jazeera, Berlin pun mendesak militer untuk mengakhiri aksinya.
“Kabar tentang percobaan kudeta baru di Sudan amatlah mengganggu,” kata Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas dalam sebuah pernyataan.
“Saya mendesak setiap orang di Sudan yang bertanggung jawab atas keamanan dan ketertiban untuk melanjutkan transisi Sudan menuju demokrasi dan menghormati kehendak rakyat. Upaya menggulingkan (pemerintahan) harus segera dihentikan,” lanjut Maas.
PBB kecam penangkapan pejabat sipil Sudan
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut penangkapan para pejabat sipil Sudan “tidak bisa diterima”.
“Saya sangat khawatir tentang laporan kudeta yang sedang berjalan dan merusak transisi politik Sudan. Kabar penangkapan Perdana Menteri, pejabat pemerintahan, dan para politisi tidak bisa diterima,” kata Volker Perthes, utusan khusus PBB untuk Sudan.
“Saya mendesak aparat keamanan untuk segera melepaskan mereka yang ditangkap di luar hukum atau dikenai tahanan rumah,” imbuhnya.
Liga Arab khawatirkan kondisi Sudan
Liga Negara-Negara Arab merilis pernyataan yang memuat kekhawatiran organisasi itu terhadap kabar kudeta militer di Sudan.
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV