Dampak Krisis Iklim: Gletser Afrika akan Sepenuhnya Mencair dalam Dua Dekade
Kompas dunia | 19 Oktober 2021, 21:34 WIBNAIROBI, KOMPAS.TV - Gletser yang langka di Benua Afrika diprediksi akan sepenuhnya menghilang dua dekade mendatang akibat krisis iklim. Hal tersebut termuat dalam laporan Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) pada Selasa (19/10/2021).
Perilisan laporan tersebut merupakan agenda sebelum konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang krisis iklim di Glasgow, Skotlandia pada 31 Oktober mendatang.
WMO memperingatkan bahwa gletser di Gunung Kilimanjaro, Gunung Kenya, dan Gunung Rwenzori di Uganda mencair dengan cepat karena krisis iklim.
“Tingkat penurunan (glasiasi) mereka (Afrika) lebih tinggi dari rata-rata global. Jika ini berlanjut, deglasiasi total akan terjadi pada 2040-an,” tulis laporan WMO.
Baca Juga: Sebanyak 9 Orang Tewas dan 140 Orang Hilang Karena Pecahnya Gletser Himalaya
Deglasiasi atau pencairan es akan membuat bencana di Afrika, mulai dari hilangnya area layak huni, kelaparan, serta banjir dan kekeringan.
Emisi Afrika sedikit, tetapi kena dampak krisis iklim sangat parah.
Afrika, dengan penduduk sekitar 1,3 miliar, hanya bertanggung jawab atas kurang dari 4 persen total emisi gas rumah kaca global. Namun, rakyat Afrika sangat rentan terhadap dampak krisis iklim akibat emisi dari benua lain.
Benua Afrika mencatatkan kenaikan suhu lebih banyak dan lebih cepat dibanding rata-rata global. Afrika pun dapat terkena dampak krisis iklim lebih cepat serta lebih parah.
Josefa Leonel Correia Sacko dari Komisi Uni Afrika menyebut krisis iklim akan memperburuk ekonomi Afrika.
“Tidak hanya kondisi fisikal yang semakin buruk, tetapi jumlah orang yang terdampak juga terus bertambah,” kata Correia Sacko dikutip Associated Press.
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Associated Press