> >

Pemimpin Junta Militer Myanmar Marah Tak Diundang dalam KTT ASEAN, Tegaskan Keberatannya

Kompas dunia | 17 Oktober 2021, 13:44 WIB
Jenderal Min Aung Hlaing, pemimpin kudeta militer Myanmar. (Sumber: Myawaddy TV via AP)

NAYPYIDAW, KOMPAS.TV - Pemimpin junta militer Myanmar, Min Aung Hlaing mengungkapkan kekecewaan dan kemarahan karena tak diundang dalam KTT ASEAN.

Hal tu diungkapkan oleh pihak junta militer, Sabtu (16/10/2021).

Pemimpin junta militer Myanmar tak diundang ke KTT ASEAN pada 26 hingga 28 Oktober, berdasarkan rapat yang dihadiri Menteri Luar Negeri negara ASEAN, Jumat (15/10/2021).

Keputusan tersebut diungkapkan pada pernyataan dari pemimpin grup saar ini, Brunei Darussalam.

Baca Juga: Dikira Kebocoran Gas, Ternyata Bau Menyengat Durian Bikin Warga Australia Panik

Pihak Brunei menegaskan dalam pernyataannya bahwa sosok non-politik Myanmar akan diundang dalam KTT ASEAN tersbeut.

Namun, tak ada konsensus tercapai agar perwakilan politik Myanmar diundang.

Kementterian Luar Negeri Brunei mengungkapkan ada kemajuan yang tak memadai pada peta jalan untuk memulihkan perdamaian di Myanmar yang telah disepakati junta dengan ASEAN pada April lalu.

Selain itu, ada kekhawatiran atas komitmen junta militer Myanmar untuk membangun dialog konstruktif di antara semua pihak terkait.

“Sejumlah negara anggota ASEAN merekomendasikan ASEAN untuk memberi ruang bagi Myanmar memperbaiki masalah internal dan kembali normal,” bunyi pernyataan mereka dikutip dari CNN.

Baca Juga: Menlu RI Sebut Myanmar Tidak Perlu Kirim Perwakilan ke KTT ASEAN

Junta militer Myanmar pun merespon keputusan itu dengan penuh kekecewaan.

Mereka juga dengan tegas menolak tidak diikutsertakan dalam pertemuan tersebut.

“Pembicaraan dan pengambilan keputusan tentang masalah perwakilan Myanmar dilakukan tanpa konsensus, dan bertentangan dengan tujuan ASEAN,” bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri Myanmar.

“Mengabaikan tradisi baik ASEAN dalam membina persatuan dalam keragaman dan menyelesaikan perbedaan melalui konsultasi dan konsensus akan sangat mempengaruhi kesatuan dan sentralitas ASEAN,” tambahnya.

Baca Juga: Macron Kutuk Pembantaian Warga Aljazair di Paris 1961, Presiden Prancis Pertama yang Mengakuinya

Juru bicara junta militer Myanmar sebelumnya menyalahkan intervensi asing atas keputusan tersebut.

Keputusan ASEAN tak menyertakan junta militer Myanmar menandai langkah berani yang langka untuk blok yang didorong oleh konsensus, yang secara tradisional menyukai kebijakan keterlibatan dan non-intervensi.

Langkah ini juga menjadi penghinaan bagi pemimpin junta militer Myanmar, Min Aung Hlaing, pemimpin kudeta terhadap pemerintahan sipil pada Februari lalu, yang tak terjadi sebelumnya.

Min Aung Hlaing sendiri pada Agustus lalu mendeklarasikan dirinya sebagai Perdana Menteri pada pemerintahan sementara yang baru.

 

Penulis : Haryo Jati Editor : Purwanto

Sumber : CNN


TERBARU