Bukan Main, 240 Juta Dosis Vaksin Covid-19 Berisiko Terbuang Sia-Sia di Amerika, Jepang, dan Eropa
Kompas dunia | 9 Oktober 2021, 19:30 WIBTOKYO/KAIRO, KOMPAS.TV -- Negara-negara maju menyimpan ratusan juta dosis vaksin virus corona berlebih yang berisiko kedaluwarsa.
Vaksin tersebut seharusnya dapat diberikan kepada orang-orang di negara berkembang yang memiliki kesulitan lebih besar dalam mendapatkan suntikan vaksin Covid-19, seperti dilansir Nikkei, Kamis, (07/10/2021).
Sekitar 100 juta dosis yang dibeli atau dijanjikan kepada Kelompok Tujuh Negara dan anggota Uni Eropa akan kedaluwarsa pada akhir tahun. Bahkan setelah mempertimbangkan suntikan booster atau suntikan vaksin Covid-19 ketiga bagi warga mereka, menurut analisis oleh firma riset Inggris Airfinity.
Total 240 juta dosis vaksin Covid-19 akan datang dua bulan sebelum kedaluwarsa, titik yang sangat sulit secara logistik untuk disumbang ke negara-negara berkembang.
Persediaan G-7 dan Uni Eropa akan berlebih sebanyak 1 miliar dosis pada akhir 2021, menurut Airfinity, karena pasokan vaksin Covid-19 melebihi kebutuhan.
Analisis berasumsi semua negara akan memberikan suntikan booster namun belum mempertimbangkan persetujuan vaksin untuk anak-anak di bawah 12 tahun.
Vaksin Covid-19 yang dipasok ke negara-negara maju biasanya memiliki umur simpan enam hingga tujuh bulan.
Ketika dosis didistribusikan ke negara-negara berkembang melalui fasilitas COVAX yang didukung Organisasi Kesehatan Dunia WHO, diperlukan tambahan waktu rentang logistik hingga mencapai warga yang akan disuntik vaksin. Seperti penyimpanan dingin dan transportasi ke lokasi vaksinasi beserta seluruh penyimpanan dan kebutuhan logistiknya.
Baca Juga: India Mulai Buka Pintu untuk Pelancong Internasional Pasca Badai Covid-19
Rentang waktu itulah yang harus diperhitungkan saat mempertimbangkan tanggal kedaluwarsa vaksin Covid-19 yang disumbangkan ke negara-negara berkembang.
Jepang membeli atau setuju untuk membeli 560 juta dosis, sementara sudah sepenuhnya memvaksinasi Covid-19 kepada lebih dari 60 persen populasinya, meskipun pada awal kampanye vaksinasinya lebih lambat daripada di Eropa dan Amerika Serikat.
Hampir semua orang di Jepang yang membutuhkan vaksin Covid-19 diperkirakan akan menerimanya sekitar bulan November, setelah itu vaksin Covid-19 diperkirakan akan menumpuk.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Fadhilah
Sumber : Kompas TV/Nikkei