Media Internasional Soroti Gajah Wisata di Bali Kelaparan, Disebut Tinggal Kulit dan Tulang
Kompas dunia | 8 Oktober 2021, 17:15 WIB“Anda tak bisa membayangkan gajah yang kurus sehingga Anda melihat salah satunya,” tutur Femke Den Haas, seorang dokter hewan dari Belanda yang sudah bekerja melindungi satwa liar di Indonesia selama 20 tahun.
“Mereka adalah hewan yang besar dan Anda seharusnya tak melihat tulang mereka. Tetapi itulah mereka sekarang, hanya kulit dan tulang,” tambahnya.
Haas mengunjungi kamp itu sebagai partner dari Badan Konservasi Sumber Daya Alam Bali (BKSDA).
“Banyak industri di Bali kolaps sebagai hasil dari wabah Covid-19,” tutur Direktur BKSDA, Agus Budi Santosa.
Baca Juga: Jatuh dari Tangga setelah Tersandung Sepatu Istri, Suami Menggugat Pasangannya
“Tetapi dampaknya bagi perusahaan kecil seperti BEC sangat parah.” Tambahnya.
Ia mengungkapkan mereka tak mampu lagi menutupi biaya operasional, terutama biaya memberi makan gajah.
Menurutnya pemerintah harus membantu mereka dengan membayar makanan dan listrik.
Al-Jazeera pun mengatakan saat mereka mencoba menghubungi BCE, teleponnya sudah tak tersambung.
Haas sendiri mengatakan bahwa dirinya tak lagi mengurusi gajah-gajah itu, karena BEC mengatakan sudah tak ada pengunjung lagi.
Penulis : Haryo Jati Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Al-Jazeera