> >

Trump Berusaha Cegah Penyelidikan dan Kesaksian atas Kerusuhan di Gedung Capitol

Kompas dunia | 8 Oktober 2021, 11:39 WIB
Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berpidato pada Konferensi Aksi Politik Konservatif di Orlando, Florida, Minggu (28/2/2021). (Sumber: AP Photo/John Raoux )

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mencoba mencegah adanya penyelidikan dan kesaksian atas kerusuhan yang terjadi di Gedung Capitol pada 6 Januari lalu.

Trump pada Kamis (7/10/2021), dikabarkan bakal menggunakan hak istimewa eksekutif untuk mencegah Komite DPR AS mendapatkan informasi dari saksi-saksi tertentu pada insiden tersebut.

Sumber yang mengetahui strategi legal Trump mengungkapkan bahwa pengacaranya telah mengirim surat kepada beberapa target yang mendapat panggilan.

Ia menginformasikan kepada mereka tentang rencananya untuk menggunakan hak istimewa eksekutif.

Baca Juga: Persiapan Lawan China, Pasukan Khusus AS Ternyata Diam-diam Latih Tentara Taiwan

“Hak istimewa eksekutif akan dipertahankan, tidak hanya atas nama Presiden Trump dan pemerintahannya, tetapi juga atas nama kantor Presiden AS dan masa depan bangsa kita,” tutur Direktur Komunikasi Save America dan Trump, Taylor Budewich dikutip dari CNN.

Surat tersebut dikirimkan kepada mantan Penasihat Trump, Dan Scavino, mantan Kepala Staf Gedung Putih, Mark Meadows, mantan Penasihat, Steve Bannon dan Kash Patel, serta mantan Kepala Staf dan Menteri Pertahanan Sementara, Christopher Miller.

Seperti diwartakan Washington Post, surat tersebut menginstruksikan para target pemanggilan untuk tak bekerja sama dengan investigator kongres.

Namun, semua terserah kepada setiap saksi untuk memutuskan apakah mereka akan mengikutip perintah Trump atau tidak.

Patel mengungkapkan kepada CNN, dirinya tak mengonfirmasi apakah menerima surat dari pengacara Trump, atau berencana merespons pemanggilan.

“Saya akan terus memberitahu masyarakat Amerika kebenaran mengenai 6 Januari, dan saya menempatkan negara dan kebebasan negara kita jadi yang pertama, lewat perjuangan saya dengan Kash Initiative,” tuturnya.

Namun Pete Aguilar, anggota terpilih dari panel tersebut, menegaskan bukan tempat Trump untuk memutuskan informasi apa yang bisa dilindungi oleh hak istimewa eksekutif.

Baca Juga: Robot Patroli Singapura Bikin Warga Khawatir akan Pengawasan Negara, Ini Penampakannya

“Bukan peranan mantan presiden untuk mengklaim hak istimewa tersebut,” katanya.

“Itu adalah hak dari penghuni Gedung Putih saat ini,” lanjut Aguilar.

Namun Aguilar mengungkapkan dirinya tak kaget dengan usaha Trump melakukan segalanya demi menghalangi investigasi tersebvut.

“Bahkan ia meminta Senator (Mitch) McConnell untuk bergabung pada pertemuan suporternya dan menentang komisi bipartisan yang kita semua inginkan,” katanya.

Penulis : Haryo Jati Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : CNN


TERBARU