WHO Umumkan Vaksin Malaria Pertama di Dunia, Juga Bisa Untuk Penyakit dari Parasit Lain
Kompas dunia | 7 Oktober 2021, 01:25 WIBJENEWA, KOMPAS.TV - Organisasi Kesehatan Dunia WHO mengumumkan vaksin malaria pertama di dunia harus diberikan kepada anak-anak di seluruh Afrika. Ini merupakan sebuah langkah yang diharapkan para pejabat PBB akan memacu upaya yang selama ini terhenti untuk mengadang penyebaran penyakit malaria yang bersumber dari parasit itu.
Melansir Associated Press, Kamis (7/10/2021), setelah pertemuan kelompok penasihat vaksin badan kesehatan PBB, direktur jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, keputusan itu menandai "hari yang bersejarah."
WHO mengatakan keputusan mereka didasarkan pada hasil dari penelitian yang sedang berlangsung di Ghana, Kenya dan Malawi yang telah melacak lebih dari 800.000 anak sejak 2019.
Vaksin malaria yang dikenal sebagai Mosquirix dikembangkan oleh GlaxoSmithKline pada tahun 1987.
Meskipun ini adalah yang pertama diotorisasi, vaksin ini hanya sekitar 30 persen efektif, membutuhkan hingga empat dosis, dan perlindungan memudar setelah hanya beberapa bulan.
Namun, mengingat beban malaria yang sangat tinggi di Afrika, di mana mayoritas lebih dari 200 juta kasus di dunia per tahun dan 400.000 kematian terjadi, para ilmuwan mengatakan vaksin Malaria itu masih bisa berdampak besar.
Baca Juga: KSAD Jenderal Andika Perkasa Dukung LBM Eijkman Buat Vaksin Malaria: Kita Tidak Hanya Lip Service
Direktur Jenderal WHO Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, "Hari ini adalah hari yang sangat bersejarah dan karena bukan hanya vaksin ini hanya untuk malaria, ini bukan vaksin pertama hanya untuk malaria, tetapi ini juga vaksin pertama untuk penyakit parasit apa pun."
Lebih lanjut Tedros menjelaskan, “Jadi (vaksin ini) membuka peluang penyakit lain, dalam pengendalian penyakit lain juga. Jadi, itu yang ingin saya garis bawahi.”
Menurut Tedros, jika dunia ingin meningkatkan akses vaksin ini, maka dunia akan membutuhkan peningkatan produksi vaksin dan itu berarti kebutuhan sumber daya.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV/Associated Press