Rusia Digegerkan Ribuan Video Penyiksaan dan Perkosaan di Penjara
Kompas dunia | 6 Oktober 2021, 20:54 WIBMOSKOW, KOMPAS.TV - Sebuah organisasi non-pemerintah (NGO) yang menyorot pelecehan dan penyiksaan di penjara-penjara Rusia, Gulagu.net mengklaim telah mendapatkan ribuan video “menggegerkan”. NGO itu menyebut mereka menerima video penyiksaan dan pemerkosaan oleh sipir ataupun sesama terhukum.
“Ini adalah bocoran menggegerkan yang akan mengejutkan seantero negara. Total, kami memiliki lebih dari 40 gigabyte berkas yang menunjukkan bukti penyiksaan,” kata pendiri Gulagu.net, Vladimir Osechkin kepada The Moscow Times.
Tiga dari video yang didapatkan Gulagu.net telah dirilis Mediazona pada Selasa (5/10/2021). Salah satunya menunjukkan narapidana yang disiksa di rumah sakit penjara di wilayah Saratov.
Baca Juga: Setelah 15 Tahun Dipenjara, Seorang Pria Dibebaskan Dari Tuduhan yang Menyebabkan Kematian Lima Anak
Kantor pemerintah Rusia, Kremlin menyebut mereka tahu akan keberadan bukti video itu dan telah meminta otoritas penjara federal (FISN) menggelar penyelidikan.
“Jika [video] ini terkonfirmasi, ini akan menimbulkan pemeriksaan yang sangat serius,” kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov pada Selasa (5/10).
Pada Rabu (6/10), Gulagu.net kembali mempublikasikan rekaman penyiksaan, kali ini disebut terjadi di penjara di wilayah Saratov, Belgorod, dan Kamchatka. Satu video yang dibagikan kepada The Moscow Times menunjukkan seorang pria yang diikat ke tempat tidur dan diperkosa beberapa orang menggunakan sebuah objek besar.
Pada Rabu (6/10), menyusul skandal di Saratov, FISN mengumumkan telah memecat kepala penjara, tiga staf, dan seorang dokter di penjara tersebut.
Menurut Osechkin, organisasinya mendapatkan video-video penyiksaan dari seorang mantan narapidana di Saratov yang dibebaskan pada Februari 2021. Narapidana itu disebut seorang ahli teknologi informasi (TI) Belarusia yang memiliki akses ke rekaman yang disimpan dalam komputer penjara.
“Kami berencana merilis video-video ini secara bertahap selama beberapa pekan ke depan, karena sekarang sumber kami sudah di luar jangkauan otoritas Rusia,” pungkas Osechkin.
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Vyara-Lestari
Sumber : The Moscow Times