Korban Tewas Bom di Kabul Bertambah Menjadi 5 Orang
Kompas dunia | 4 Oktober 2021, 10:33 WIBKABUL, KOMPAS.TV - Sedikitnya lima warga sipil tewas dalam ledakan bom di luar masjid di Kabul, Afghanistan, Minggu (4/10/2021). Sebelumnya dilaporkan jumlah korban tewas sebanyak dua orang, namun kini Taliban mengkonfirmasi lima orang telah tewas. Serangan ini merupakan peristiwa paling mematikan di Kabul sejak AS angkat kaki pada Agustus lalu.
Hingga kini belum ada yang menyatakan bertanggung jawab atas serangan tersebut, namun kecurigaan jatuh pada ISIS yang semakin meningkatkan serangan pada Taliban sejak beberapa pekan terakhir.
Mohammad Israil, seorang warga Kabul, mengatakan dia mendengar suara keras dan melihat orang-orang melarikan diri.
Baca Juga: Serangan Bom Incar Mesjid di Kabul Afghanistan, Dua Orang Tewas
Kemudian diketahui, ternyata suara keras itu merupakan ledakan bom pinggir jalan di dekat pintu gerbang masjid yang luas di Kabul. Ledakan terjadi saat diadakan upacara peringatan untuk ibu dari kepala juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid.
“Tiga tersangka ditangkap terkait ledakan tersebut,” kata Juru Bicara Taliban, Bilal Karimi, seperti dikutip dari The Associated Press. Dia mengatakan, tidak ada pejuang Taliban yang terluka dalam serangan ini.
Selain lima orang tewas, empat orang lainnya terluka karena ledakan. Saat ini, keempat korban luka dibawa ke sebuah rumah sakit darurat yang didanai Italia di Kabul.
Baca Juga: Hamas Puji Keberhasilan Taliban Kembali Pimpin Afghanistan, Berharap Bantu Palestina
Kini daerah di sekitar masjid telah ditutup dan dijaga ketat oleh Taliban. Kemudian pada sore hari kemarin, tempat terjadinya ledakan telah dibersihkan. Saat ini, satu-satunya sisa ledakan yang tersisa adalah kerusakan ringan pada lengkungan ornamen di gerbang masuk masjid.
Selama pemberontakan Taliban 20 tahun terakhir, mereka pun sering melakukan serangan bom dan penembakan. Namun kini, mereka di pihak sebaliknya, yaitu sebagai penerima serangan. Selain tantangan keamanan, kini mereka juga menghadapi krisis ekonomi dan berjuang untuk menjalankan roda pemerintahan tanpa bantuan asing.
Penulis : Tussie Ayu Editor : Purwanto
Sumber : Associated Press