Pakistan dan India Baku Tuding dan Saling Caci di Sidang Majelis Umum PBB
Kompas dunia | 25 September 2021, 16:23 WIBMARKAS PBB NEW YORK, KOMPAS.TV - India dan Pakistan saling caci-maki di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ketika Perdana Menteri Pakistan Imran Khan menuduh India "memerintahkan teror" terhadap umat Islam, yang kontan mengundang reaksi dan bantahan keras.
Bahkan untuk Pakistan, yang secara rutin mencela India di badan dunia itu, pidato Khan di pertemuan tahunan itu sangat mencolok ketika dia menuduh Perdana Menteri Narendra Modi berencana untuk "membersihkan India dari Muslim."
"Bentuk Islamofobia terburuk dan paling luas sekarang menguasai India," kata Khan dalam sebuah pidato di Majelis Umum PBB yang disampaikan melalui video karena pandemi Covid-19.
"Ideologi Hindutva yang dipenuhi kebencian, yang disebarkan oleh rezim RSS-BJP fasis, telah menimbulkan ketakutan dan kekerasan terhadap 200 juta komunitas Muslim India," katanya.
Khan mengacu pada Partai Bharatiya Janata Modi dan Rashtriya Swayamsevak Sangh yang berafiliasi, sebuah gerakan revivalis Hindu berusia seabad yang diperkuat komponen paramiliter.
Di bawah Modi, India mencabut status kenegaraan Kashmir, satu-satunya wilayah mayoritas Muslim di negara itu, mendorong kebijakannya melalui undang-undang kewarganegaraan yang oleh para kritikus disebut diskriminatif dan menghasilkan berulangnya gejolak kekerasan berbasis agama.
Berbicara pada hari yang sama dengan kunjungan Modi ke Gedung Putih, Khan - yang belum menggelar pertemuan dengan Presiden Joe Biden - menuduh kepentingan komersial bernilai miliaran dolar membuat India bisa "melepaskan diri dari pelanggaran hak asasi manusia dengan impunitas penuh."
Baca Juga: Pakistan Desak Dunia untuk Tidak Mengisolasi Afghanistan
Sementara India sering mengabaikan pernyataan Pakistan di badan dunia, seorang diplomat muda India di lapangan menggunakan hak untuk menanggapi Khan.
Sneha Dubey, sekretaris pertama pada misi PBB India, menuduh Pakistan melindungi dan memuliakan dalang Al-Qaeda Osama bin Laden yang dibunuh oleh pasukan khusus AS dalam serangan 2011 di kota tentara Abbottabad.
"Ini adalah negara yang merupakan tukang bakar yang menyamar sebagai pemadam kebakaran," katanya.
"Pakistan memelihara teroris di halaman belakang mereka dengan harapan mereka hanya akan membahayakan tetangga mereka."
Dia menyoroti kekerasan terhadap minoritas di Pakistan serta "genosida agama dan budaya" pada tahun 1971 ketika Bangladesh meraih kemerdekaan.
"Tidak seperti Pakistan, India adalah demokrasi pluralistik dengan populasi minoritas substansial yang memegang jabatan tertinggi di negara ini," kata Dubey.
Jawabannya memicu tanggapan lain ketika seorang diplomat Pakistan, Saima Saleem, mempermasalahkan pendapat Dubey yang menyebut Kashmir, yang sebagian dikendalikan oleh Islamabad, adalah masalah dalam negeri India.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV/France24/AFP