Taliban Diduga Hancurkan Benteng Bersejarah Berusia 170 Tahun untuk Membangun Madrasah
Kompas dunia | 24 September 2021, 12:31 WIBHELMAND, KOMPAS.TV - Taliban dikabarkan telah menghancurkan bagian dari benteng bersejarah berusia 170 tahun di Distrik Gereshk, Helmand, Afghanistan pekan lalu.
Menurut saksi mata, penghancuran Benteng Gereshk tersebut dilakukan karena area tersebut akan dibangun madrasah.
“Pada dua hari terakhir, kita bisa lihat mereka (Taliban) menghancurkan sejumlah bagian dari Bala Hisar,” tutur Ahmadullah Rafiq, seorang saksi mata yang merupakan mahasiswa dari Helmand dikutip dari The National, Jumat (24/9/2021).
“Saat kami mempertanyakannya, mereka mengatakan akan membangun madrasah di tempat itu,” tambahnya.
Baca Juga: Sadis, Rezim Kim Jong-Un Perintahkan Tembak Mati Pencuri Hasil Pertanian
Menurut penuturannya, bagian luar dari tembok utama benteng telah dihancurkan menggunakan buldoser.
Hanya bagian dari menara yang tersisa, karena penghancuran dihentikan sebelum mencapai lokasi tersebut.
Taliban sendiri memang kerap menghancurkan peninggalan bersejarah di Afghanistan yang dianggap tidak Islami.
Salah satunya adalah patung Buddha Bamiyan yang dihancurkan Taliban pada 2001.
Taliban juga menghancurkan sejumlah artefak arkeologi di Museum Nasional Kabul pada rezim pertama mereka 1996 hingga 2001.
Namun pejabat Taliban membantah terlibat dalam penghancuran Benteng di Gereshk.
Mereka menegaskan telah memerintahkan agar penghancuran tersebut dihentikan.
“Ini adalah benteng bersejarah, berusia nyaris 170 tahun dan menjadi bagian dari Afghanistan,” tutur Deputri Komite Kebudayaan Taliban, Ahmadullah Wasiq.
“Berita mengenai penghancuran itu datang dari sesepuh kami dan kami telah memerintahkan agar dihentikan,” tambahnya.
Sementara itu, sejarawan lokal, Mujtaba Mohammadi, mengatakan benteng tersebut merupakan bangunan bersejarah yang penting.
“Benteng yang berlokasi di sungai Helmand, dibangun pada masa perang Anglo-Afghan antara 1839 hingga 1842,” katanya.
Baca Juga: Taliban Tegaskan akan Kembali Terapkan Hukum Potong Tangan
“Benteng itu dinamai seperti Timurlenk dari Kerajaan Timur, dan menjadi pusat perlawanan melawan kekuatan Inggris di bawah kepemimpian Ghazi Mohammad Ayub Khan. Beberapa perlawanan penting terjadi dari benteng ini,” tambahnya.
Mohammadi yang bekerja di Departemen Kebudayaan lokal mengapresiasi respons cepat Taliban dalam menghentikan penghancuran Benteng Gereshk.
Ia meminta kelompok yang kini mengontrol Pemerintah Afghanistan itu mengambil langkah proaktif untuk mengembalikan struktur bersejarah.
“Benteng ini tak hanya miliki masyarakat Gereshk, tetapi juga seluruh Afghanistan. Ini menjadi tugas setiap warga Afghanistan untuk melindungi sejarah mereka,” katanya.
Penulis : Haryo Jati Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : The National