Laporan PBB Ungkap Cara Keji Junta Militer Myanmar, Culik Bayi agar Warga Serahkan Diri
Kompas dunia | 23 September 2021, 21:20 WIBNEW YORK, KOMPAS.TV – Junta militer Myanmar secara sistematis menculik kerabat warga yang disasar untuk ditangkap. Mereka yang diculik termasuk anak-anak, bahkan bayi berusia 5 bulan.
Hal itu diungkap pelapor khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Myanmar, Tom Andrews.
Dalam pidatonya pada Dewan Hak Asasi Manusia (HAM) PBB, Rabu (22/9/2021), Andrews menyebut bahwa kondisi Myanmar terus memburuk.
“Upaya komunitas internasional sekarang untuk menghentikan situasi Myanmar tidak berhasil,” ujarnya seperti dilansir The Guardian, Kamis (23/9/2021).
Pidato Andrews disertai laporan yang dirilis Dewan HAM PBB pada Kamis. Laporan itu memperingatkan akan ‘bencana HAM’, serta potensi pelanggaran sejak kudeta militer menjadi kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan.
Baca Juga: 10 Warga Desa Tewas Terbunuh dalam Bentrokan dengan Junta Militer Myanmar
Menurut laporan PBB itu, militer Myanmar telah membunuh lebih dari 1.100 orang. Laporan itu merinci pembunuhan sistematis dan terencana junta, termasuk penggunaan senapa semi otomatis dan penembak jitu untuk mengatasi para pengunjuk rasa prodemokrasi.
Senjata yang dirancang untuk konfrontasi militer seperti peluncur roket dan peluru artileri, juga digunakan terhadap para demonstran dan ditembakkan ke area pemukiman warga.
Hingga Juli, menurut Andrews, junta telah membunuh sedikitnya 75 anak-anak dalam rentang usia 14 bulan hingga 17 tahun.
Jika tak dapat menangkap warga yang disasar, imbuhnya, militer akan menculik anggota keluarga mereka agar mereka menyerahkan diri.
Penulis : Vyara Lestari Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : The Guardian