Dua Saudari Jepang Berusia 107 Tahun Ini Dinobatkan sebagai Kembar Tertua di Dunia
Kompas dunia | 22 September 2021, 02:05 WIBTOKYO, KOMPAS.TV – Di usia 107 tahun, dua saudari kembar Jepang ini dinobatkan sebagai kembar identik tertua di dunia oleh Rekor Dunia Guinness. Penobatan itu diumumkan pada Senin (20/9/2021), bertepatan dengan Hari Penghormatan bagi Orang Tua, yang menjadi hari libur nasional di Jepang.
Melansir Associated Press pada Selasa (21/9/2021), Umeno Sumiyama dan Koume Kodama lahir sebagai anak ke-3 dan ke-4 dari 11 bersaudara di Pulau Shodoshima di barat Jepang pada 5 November 1913.
Selepas sekolah dasar, keduanya terpisah saat Kodama dikirim untuk bekerja sebagai pembantu di Oita di Pulau Kyushu di selatan Jepang. Kodama kemudian menikah di sana, sementara Sumiyama tetap tinggal di Shodoshima hingga ia menikah dan beranak-pinak.
Baca Juga: Ibu Positif Covid-19 Lahirkan Bayi Kembar Tiga di China, Ketiga Bayi Negatif Covid-19
Sibuk dengan kehidupan mereka selama berpuluh-puluh tahun, keduanya jarang bertemu hingga mereka berusia 70 tahun. Saat itu, mereka mulai berziarah bersama ke beberapa dari 88 kuil Shikoku.
Keduanya merasa bahagia bisa saling terhubung kembali. Kodama dan Sumiyama mengenang, mereka sama-sama pernah melalui perundungan akibat prasangka terhadap anak-anak kembar di Jepang.
Pada 1 September lalu, Sumiyama dan Kodama berusia 107 tahun lebih 300 hari. Menurut Rekor Dunia Guinness, usia mereka memecahkan rekor sebelumnya yang dipegang oleh kembar perempuan Kin Narita dan Gin Kanie yang berusia 107 tahun lebih 175 hari.
Keluarga Sumiyama dan Kodama mengatakan pada Guinness bahwa kedua perempuan tua kembar itu kerap bercanda bahwa mereka akan melampaui usia pemegang rekor sebelumnya, yang mereka juluki dengan panggilan kesayangan ‘Kin-san dan Gin-san’. Pada akhir 1990an, Kin-san dan Gin-san amat terkenal berkat usia tua dan humor mereka.
Baca Juga: Ibu yang Lahirkan 9 Bayi Kembar Akui Kelelahan, Setiap Hari Siapkan 100 Popok dan 6 Liter Susu
Karena pembatasan pandemi Covid-19, sertifikat penobatan Sumiyama dan Kodama dikirimkan secara terpisah ke tempat tinggal mereka masing-masing. Sumiyama menerima sertifikat penobatannya dengan mata berkaca penuh bahagia.
Penulis : Vyara-Lestari
Sumber : Associated Press