Rencana Australia Bangun Kapal Selam Nuklir Buka Peluang Perlombaan Senjata
Kompas dunia | 18 September 2021, 23:51 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Langkah Australia melakukan pengembangan militer secara agresif, membuka jalan serta peluang bagi perlombaan senjata dan proyeksi kekuatan militer.
Pernyataan itu disampaikan oleh Anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Christina Aryani, melalui siaran persnya, Sabtu (18/9/2021).
Menurut Christina, Australia dan Indonesia memiliki Rencana Aksi Kemitraan Strategis Komprehensif (2020-2024).
Salah satu poin dalam rencana aksi tersebut adalah untuk bersama-sama tetap waspada menjaga perdamaian dan keamanan, antara lain di Kawasan Indo Pasifik.
Indonesia disebutnya perlu pro aktif menyikapi keputusan Australia, Amerika Serikat dan Inggris membentuk AUKUS, yang merupakan aliansi militer untuk membantu Australia memiliki kapal selam bertenaga nuklir.
Dia menjelaskan, kebijakan politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif tidak pernah dimaknai bahwa Indonesia tidak dapat mengambil sikap yang jelas dan tegas atas berbagai dinamika dan perkembangan.
Baca Juga: Merasa Dikadali Australia dalam Kesepakatan Pembelian Kapal Selam, Prancis Tarik Duta Besarnya
Terlebih jika perkembangan dan dinamika tersebut berpotensi mengancam keamanan yang dampaknya dapat dirasakan baik langsung maupun tidak langsung oleh Indonesia.
"Dalam konteks ini, langkah Australia melakukan pengembangan militer secara agresif tentu membuka jalan serta peluang bagi perlombaan senjata dan proyeksi kekuatan militer yang bisa menjadi ancaman bagi stabilitas di kawasan," paparnya.
Christina juga mengaku prihatin terhadap keputusan Australia yang ingin memiliki kapal selam bertenaga nuklir tersebut.
Baca Juga: Kemlu RI Prihatin dengan Rencana Australia Bangun Kapal Selam Nuklir di Indo-Pasifik
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Antara