Dubai Demam Kloning Unta untuk Balap Unta dan Kontes Kecantikan Unta
Kompas dunia | 13 September 2021, 06:50 WIBDUBAI, KOMPAS.TV - Kloning sangat diminati di dunia persaingan kontes kecantikan unta, membuat para ilmuwan di klinik Dubai bekerja sepanjang waktu untuk menghasilkan satwa tiruan yang sama persis.
Tidak setiap unta diberkati dengan bibir yang montok, memble terkulai serta leher yang tinggi dan elegan menggemaskan, tetapi teknologi sekarang memungkinkan klien kaya untuk mengganti unta mereka yang paling cantik dengan unta yang serupa.
Di Pusat Bioteknologi Reproduksi, dengan pemandangan gedung pencakar langit yang menjulang tinggi di Uni Emirat Arab (UEA), para ilmuwan mengamati mikroskop sementara lusinan unta hasil kloning berkeliaran di luar.
"Kami memiliki begitu banyak permintaan untuk mengkloning unta, sampai kami tidak dapat memenuhinya," kata direktur ilmiah pusat tersebut, Nisar Wani, kepada AFP seperti dilansir France24.
Kontes kecantikan bukan satu-satunya pendorong industri kloning unta. Banyak yang ingin mengkloning unta balap, atau hewan penghasil susu dalam jumlah besar.
Tapi "ratu kecantikan" adalah adalah yang paling populer. Klien Teluk Arab akan membayar antara 200.000 dan 400.000 dirham untuk menggandakan dromedari.
Unta-unta diarak di arena pacuan kuda berdebu di sekitar wilayah tersebut dan diperiksa oleh para juri, sementara penemuan botox dan pengisi kosmetik sesekali menambahkan bumbu skandal ke kontes berisiko tinggi.
Saud Al-Otaibi, yang menjalankan pelelangan unta di Kuwait, mengatakan penilaian pelanggan terhadap penampilan hewan adalah kunci bisnisnya.
"Harga unta ditentukan berdasarkan kecantikan, kesehatan, dan seberapa terkenal rasnya," katanya kepada AFP.
Baca Juga: Lomba Balap Unta Resmi Jadi Warisan Budaya Dunia UNESCO
Untuk unta muda, pelanggan tertarik melihat induknya untuk menentukan kecantikannya sebelum membeli unta.
Dua belas tahun lalu, Dubai mengklaim unta kloning pertama di dunia.
Injaz, unta perempuan yang namanya berarti prestasi dalam bahasa Arab, lahir pada 8 April 2009, setelah lebih dari lima tahun diupayakan oleh Dr Wani dan koleganya.
“Kami sekarang memproduksi banyak, mungkin lebih dari 10 hingga 20 bayi setiap tahun. Tahun ini, kami memiliki 28 kehamilan (sejauh ini), tahun lalu kami memiliki 20,” kata Dr Wani dengan bangga.
Pusat penelitian tersebut telah menghasilkan berbagai macam unta.
"Juara balap, hewan penghasil susu tinggi ... dan pemenang kontes kecantikan yang disebut Ratu Kecantikan," tambahnya, sambil duduk di laboratorium di sebelah tubuh unta kloning yang diawetkan dalam wadah kaca.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV/Straits Times