9/11: Dokumen Rahasia FBI tentang Serangan 11 September Dibuka, Pemerintah Arab Saudi Tidak Terlibat
Kompas dunia | 12 September 2021, 22:59 WIBWASHINGTON, KOMPAS.TV - Biro penyelidik federal Amerika Serikat, FBI, Sabtu (11/9/2021), merilis dokumen pertama terkait penyelidikan kasus serangan teroris pada 11 September 2001 silam.
Dokumen rahasia yang diungkap ke publik sesuai perintah Presiden Joe Biden itu menyebut adanya tuduhan bahwa pemerintah Arab Saudi memberi dukungan kepada para pembajak pesawat.
Keluarga korban sebelumnya meminta Biden untuk tidak menggelar peringatan 20 tahun peristiwa itu pada Sabtu jika tidak merilis dokumen rahasia yang mereka anggap akan menunjukkan bahwa otoritas Saudi mendukung serangan tersebut.
Dokumen setebal 16 halaman yang sebagian telah disunting itu mengungkap adanya kontak antara para pembajak dan rekan mereka di Arab Saudi. Namun tidak menunjukkan adanya bukti bahwa Pemerintah Saudi terlibat dalam serangan yang menewaskan hampir 3.000 orang tersebut, seperti dilansir Antara hari ini (Minggu, 12/09/2021).
Arab Saudi sudah sejak lama membantah ikut berperan dalam serangan itu. Kedutaan Arab Saudi di Washington belum memberikan komentar atas pengungkapan dokumen tersebut.
Dalam sebuah pernyataan pada 8 September, pihak kedutaan mengatakan Arab Saudi selalu mendorong transparansi seputar peristiwa 11 September 2001.
Mereka menyambut baik rilis dokumen rahasia oleh AS terkait peristiwa itu.
Baca Juga: Dirumorkan Telah Tewas, Pemimpin Al-Qaeda Muncul Lewat Video saat Peringatan Serangan 9/11
"Seperti terungkap dalam penyelidikan sebelumnya, termasuk oleh Komisi 9/11 dan rilis '28 Halaman', tidak ada bukti yang menunjukkan Pemerintah Arab Saudi atau pejabatnya mengetahui sebelumnya tentang serangan teroris tersebut atau dengan cara apapun terlibat (di dalamnya)," bunyi pernyataan itu.
Sebanyak 15 dari 19 pembajak empat pesawat yang ditabrakkan ke menara kembar World Trade Center (WTC) di New York dan gedung Pentagon di luar Washington, berasal dari Arab Saudi.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV/Antara/Reuters