> >

Puluhan Warga Afghanistan yang Dievakuasi Mencari Suaka di Jerman

Kompas dunia | 8 September 2021, 07:27 WIB
Tempat penampungan pengungsi Afghanistan di pangkalan militer Amerika Serikat di Ramstein, Jerman, Senin, 6 September 2021. (Sumber: Associated Press)

BERLIN, KOMPAS.TV - Puluhan orang yang dievakuasi dari Afghanistan oleh militer Amerika Serikat (AS) telah mengajukan permohonan suaka di Jerman selama singgah di Pangkalan Udara Amerika Serikat (AS) Ramstein, Selasa (7/9/2021).

Sejauh ini sekitar 90 orang telah mengajukan suaka kepada Jerman. Jumlah ini hanya sebagian kecil dari sekitar 34.000 yang diterbangkan ke Ramstein hingga saat ini.

Sekitar 22.000 pengungsi lainnya telah meninggalkan pangkalan untuk menuju ke AS atau lokasi lain.

Baca Juga: Siapa Mullah Hassan Akhund, Pemimpin Baru Pemerintah Sementara Afghanistan?

"Kami mengikuti semua protokol hukum yang ditetapkan sebelumnya, dan merujuk permintaan suaka kepada otoritas Jerman yang sesuai," kata Joseph Giordono-Scholz, juru bicara Kedutaan Besar AS di Berlin, seperti dikutip dari The Associated Press.

“Pangkalan Udara AS di Ramstein berada di wilayah kedaulatan Jerman. Maka akan berlaku hukum suaka Jerman” kata Kementerian Dalam Negeri Jerman dalam sebuah pernyataan.

Namun, pihak berwenang Jerman telah menghubungi rekan-rekan mereka di AS untuk membahas masalah tersebut, yang hanya terjadi kurang dari sebulan sebelum pemilihan nasional Jerman pada 26 September.

Baca Juga: Taliban Umumkan Pemerintahan Sementara Afghanistan

“Motivasi permintaan suaka akan diperiksa dalam audiensi. Fakta bahwa pelamar suaka berada dalam tahanan otoritas Amerika yang tidak mengancam mereka, namun sebelumnya malah menyelamatkan mereka dari Afghanistan akan dipertimbangkan," kata Kementerian Dalan Negeri Jerman.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken akan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas di Ramstein pada hari ini, Rabu (8/9/2021), diduga akan membahas pengenai pengungsi Afghanistan.

Penulis : Tussie Ayu Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV/Associated Press


TERBARU