> >

Taliban Hapus Mural dan Bubarkan Demonstran Perempuan Afghanistan

Kompas dunia | 5 September 2021, 07:21 WIB
Anggota Taliban menghapus mural-mural di kota Kabul, Afghanistan dan menggantinya dengan slogan ucapan kemenangan atas pasukan Amerika Serikat. (Sumber: Twitter/Ahmadmuttaqi01)

KABUL, KOMPAS.TV - Janji Taliban menghormati hak asasi perempuan disambut ketidakpercayaan masyarakat Afghanistan. Di tengah skeptisisme itu, Taliban melakukan represi dengan menghapus mural dan membubarkan demonstrasi perempuan.

Pada Sabtu (4/9/2021), anggota Taliban menghapus sejumlah mural yang mempromosikan kebijakan kesehatan dan mengampanyekan bahaya HIV.

Tak cuma itu, Taliban juga menghapus mural penghormatan pada antropologis Nancy Dupree yang berjasa besar mencatat sendiri warisan budaya Afghanistan.

Melansir Associated Press, Taliban mengganti mural itu dengan coretan slogan berisi ucapan selamat atas kemenangan mereka atas pasukan Amerika Serikat dan sekutu.

Baca Juga: Dengar Kabar Panjshir Direbut, Tentara Taliban Lepas Tembakan ke Udara, 17 Warga Tewas

Ahmadullah Muttaqi, juru bicara komisi kebudayaan Taliban menulis, pihaknya menilai mural itu bertentangan dengan nilai Taliban.

“Mural-mural itu menodai pikiran mujahidin dan sebagai gantinya kami menuliskan slogan-slogan yang akan berguna untuk semua orang,” kata Muttaqi, dikutip dari Associated Press.

Taliban, kata Muttaqi, juga menggunakan slogan-slogan di dinding dan pengibaran bendera baru menjelang pengumuman kabinet pemerintahan Afghanistan yang baru.

Sementara, warga perempuan Afghanistan mengaku khawatir hidup di bawah pemerintahan Taliban mendatang. Mereka pun kembali melakukan demonstrasi di Kabul pada Sabtu.

Demonstrasi awalnya berjalan damai. Demonstran menaruh karangan bunga di luar Kementerian Pertahanan Afghanistan untuk menghormati tentara yang tewas memerangi Taliban.

Setelah itu, mereka berbaris ke istana presiden menuntut hak asasi manusia bagi perempuan dan warga Afghanistan.

“Kami di sini untuk menuntut hak asasi manusia di Afghanistan. Aku cinta negaraku. Aku akan selalu menetap di sini,” ujar seorang demonstran bernama Maryam Naiby yang berumur 20 tahun.

Penulis : Ahmad Zuhad Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV/Associated Press


TERBARU