> >

Qatar Peringatkan Dunia, Mengisolasi Taliban Bisa Makin Guncang Afghanistan

Kompas dunia | 1 September 2021, 16:29 WIB
Mullah Mohammed Omar pendiri kelompok Taliban, yang mendirikan bersama Mullah Abdul Ghani Baradar. Qatar memperingatkan dunia, mengisolasi Taliban bisa makin mengguncang Afghanistan. (Sumber: France24)

DOHA, KOMPAS.TV - Qatar hari Selasa (31/08/2021) memperingatkan dunia bahwa tindakan mengisolasi Taliban di Afghanistan justru bisa menyebabkan ketidakstabilan lebih lanjut dan mendesak negara-negara agar terlibat dengan pemerintahan Taliban untuk mengatasi masalah keamanan dan sosial ekonomi di negara tersebut.

“Bila kita mulai menentukan syarat-syarat dan menghentikan kontak ini, kita berarti membiarkan ada kekosongan, dan pertanyaannya adalah, siapa yang akan mengisi kekosongan ini?,” kata Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani di Doha, bersama mitranya dari Jerman, Menlu Heiko Maas.

Negara Teluk Arab yang bersekutu dengan AS itu muncul sebagai teman bicara utama bagi Taliban, setelah menjadi tuan rumah kantor politik bagi kelompok itu sejak 2013.

Belum ada negara yang mengakui Taliban sebagai pemerintah Afghanistan setelah kelompok itu merebut Kabul pada 15 Agustus lalu.

Banyak negara Barat mendesak Taliban untuk membentuk pemerintahan yang inklusif dan menghormati hak asasi manusia. 

"Kami percaya, tanpa keterlibatan, kita tidak dapat mencapai ... kemajuan nyata di bidang keamanan atau di bidang sosial ekonomi," kata Sheikh Mohammed seraya menambahkan, mengakui Taliban sebagai pemerintah masih belum prioritas.

Menteri Luar Negeri Jerman Maas mengatakan kepada wartawan pemerintahnya bersedia membantu Afghanistan, tetapi ada syarat-syarat tertentu untuk mendapatkan bantuan internasional.

Baca Juga: Biden Bela Proses Penarikan Pasukan AS di Afghanistan

Kembang api terlihat dari pusat kota Kabul menyusul kabar selesainya penarikan penuh pasukan Amerika Serikat dari Afghanistan (Sumber: France24 via AFP)

Taliban, yang mengadakan pembicaraan dengan anggota pemerintah Afghanistan sebelumnya dan masyarakat sipil lainnya, mengatakan mereka akan segera mengumumkan susunan lengkap kabinet.

Sheikh Mohammed mengatakan kelompok itu telah menunjukkan keterbukaan terhadap gagasan soal pemerintah yang inklusif.

Taliban dikenal dengan aturan yang keras dari 1996 hingga 2001. Pada masa itu, mereka memaksakan penerapan pemahaman garis keras soal hukum Islam. Mereka juga menindas perempuan, termasuk melarang perempuan belajar dan bekerja.

Taliban sejauh ini berusaha untuk meredakan kekhawatiran dengan menyatakan komitmen bahwa pihaknya akan menghormati hak-hak individu.

Taliban juga menegaskan, di bawah pemerintahannya, perempuan akan dapat belajar serta bekerja.

Sheikh Mohammed mengatakan, mengisolasi Taliban selama pemerintahan terakhir mereka 20 tahun lalu menyebabkan situasi seperti saat ini muncul. 

Sejak Taliban merebut Kabul, telah terjadi "keterlibatan luar biasa" dalam evakuasi dan kontraterorisme, yang memberikan "hasil positif," katanya.

Sheikh Mohammed menambahkan, pembicaraan tentang bantuan Qatar untuk menjalankan bandara Kabul sedang berlangsung dan tidak ada keputusan soal itu.

Sementara itu Maas mengatakan, "Tidak ada jalan untuk menghindar dari pembicaraan dengan Taliban."

Ia menambahkan, masyarakat internasional tidak boleh membiarkan ketidakstabilan berlangsung di Afghanistan.

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Antara


TERBARU