Sejumlah Warga Asing Masih Tertinggal di Afghanistan
Kompas dunia | 1 September 2021, 02:05 WIBWASHINGTON, KOMPAS.TV – Masih ada sejumlah warga asing yang tertinggal di Afghanistan, menyusul tenggat waktu penarikan pasukan Amerika Serikat (AS) dari negara itu pada Selasa (31/8/2021).
Sekitar 100 warga AS dan segelintir warga Prancis, masih berada di Afghanistan. Pun warga Afghanistan yang putus asa dan tak terangkut pesawat evakuasi terakhir yang terbang dari Bandara Kabul.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyatakan, AS akan tetap berupaya mengeluarkan warga AS dan Afghanistan keluar dari negara itu. AS juga akan bekerja sama dengan negara-negara tetangga Afghanistan untuk mengamankan kedatangan mereka melalui perjalanan darat atau udara jika Bandara Kabul kelak beroperasi kembali.
“Kami tak memperkirakan bahwa proses ini akan mudah, atau cepat,” ujar Blinken seperti dilansir dari Associated Press pada Selasa (31/8/2021).
Baca Juga: Sudah Tidak Ada Suara Musik dan Perdebatan di Udara Afghanistan, Hanya Kesunyian Tersisa
Blinken menambahkan, jumlah total warga AS yang masih berada di Afghanistan dan masih ingin meninggalkan negara itu kemungkinan mendekati angka 100 orang.
Berbicara sesaat setelah Pentangon mengumumkan berakhirnya penarikan militer AS pada Senin (30/8/2021), Blinken menyebut, Kedutaan Besar AS di Kabul akan tetap tutup dan kosong selama beberapa waktu ke depan. Para diplomat AS, kata Blinken, akan ditempatkan di Doha, Qatar.
“Kami akan melanjutkan upaya tanpa henti kami untuk membantu warga AS, asing dan Afghanistan meninggalkan Afghanistan jika mereka menginginkan itu,” ujar Blinken seraya menegaskan, “Komitmen kami pada mereka tak mengenal tenggat waktu.”
Baca Juga: Ungkit Pembuatan Film The Kite Runner, Xinjiang Sindir AS soal Kondisi Afghanistan
Sementara itu, Prancis juga menyatakan, puluhan warganya masih berada di Afghanistan. Ini termasuk beberapa warga Prancis yang ingin dievakuasi, namun tak terangkut pesawat evakuasi terakhir yang lepas landas dari Bandara Kabul.
Penulis : Vyara Lestari Editor : Fadhilah
Sumber : Associated Press