Presiden Palestina Mahmoud Abbas Bertemu Menhan Israel Benny Gantz di Tepi Barat, Ada Apa?
Kompas dunia | 30 Agustus 2021, 17:18 WIBHubungan antara Israel dan Otoritas Palestina yang berbasis di Tepi Barat yang diduduki Israel, memburuk secara substansial dalam beberapa tahun terakhir.
Baca Juga: Hamas Desak Semua Pihak Tekan Israel untuk Hentikan Blokade Jalur Gaza
Mantan perdana menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang berkuasa dari 2009 hingga 2021, dihujani sumpah serapah oleh warga Palestina akibat sederet kebijakannya yang memakan banyak korban nyawa rakyat Palestina.
Netanyahu dianggap tidak melakukan upaya substantif untuk menyelesaikan konflik yang berlangsung selama beberapa dekade, dan dianggap sengaja memperluas permukiman Yahudi di Tepi Barat, komunitas yang dianggap ilegal menurut hukum internasional.
Bennett adalah seorang nasionalis garis keras yang menentang pendirian negara Palestina merdeka dan sebelumnya pernah memimpin dewan lobi pemukim ilegal yang memiliki kekuatan serta pengaruh.
Kantor Benny Gantz menjelaskan koalisi ideologis Israel yang memerintah saat ini, yaitu sayap kiri dan hawk seperti perdana menteri, tidak punya rencana untuk memulai babak baru pembicaraan damai dengan Palestina.
Namun pejabat tinggi Israel memberi indikasi keinginan untuk memperkuat Otoritas Palestina di tengah kekhawatiran atas konflik baru dengan kelompok Islam Hamas yang menguasai Gaza yang diblokade Israel dan terpisah secara geografis dari Tepi Barat.
Pertempuran sebelas antara Israel dan gerilyawan Palestina di Gaza bulan Mei menandai permusuhan terburuk di daerah itu sejak 2014 sementara kerusuhan terus berlanjut meskipun ada gencatan senjata yang ditengahi Mesir.
Otoritas Palestina di bawah Mahmud Abbas juga menerima kecaman global atas dugaan tindakan keras pelanggaran HAM menyusul kematian seorang aktivis terkemuka Palestina dalam tahanan.
Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Uni Eropa pekan lalu menyatakan kekhawatiran atas serentetan penangkapan yang menargetkan kritikus terkemuka Abbas dan Otoritas Palestina.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV/France24/Straits Times