Ekonomi Afghanistan di Bawah Taliban Makin Terseok, Devisa Ditahan AS dan Pinjaman di IMF Dibekukan
Kompas dunia | 25 Agustus 2021, 06:05 WIBKABUL, KOMPAS.TV - Lebih dari seminggu setelah Taliban mengambil alih ibu kota Afghanistan, Kabul, warga terguncang karena kekurangan uang tunai yang parah akibat tutupnya bank-bank dan mengeringnya pengiriman uang dari luar negeri.
ATM di seluruh kota kosong dan penukaran uang menghilang di tengah ketidakpastian nilai tukar dan ketakutan akan penjarahan, seperti dilaporkan Deutsche Welle, Selasa (24/05/2021).
"Semua orang di kota sekarang mengeluh mereka tidak dapat menarik uang," kata seorang warga Kabul.
Situasi ini diperparah oleh kelangkaan dolar Amerika Serikat (AS) yang akut. AS memblokir akses Taliban ke hampir semua cadangan bank sentral Afghanistan senilai 9 miliar dollar, yang sebagian besar disimpan di AS.
Dana Moneter Internasional IMF juga menangguhkan akses Afghanistan ke sumber pinjaman menyusul perebutan Kabul oleh Taliban.
Tanpa pengiriman dolar baru yang datang untuk menopang, nilai tukar mata uang lokal, afghani, jatuh ke rekor terendah dan membuat harga-harga melonjak.
Harga bahan pokok seperti tepung, minyak dan beras telah melambung hingga 10-20 persen hanya dalam beberapa hari.
"Semuanya karena situasi dolar. Ada beberapa toko makanan buka, tapi bazar kosong," kata seorang mantan pegawai pemerintah.
Baca Juga: Taliban Tutup Jalan Menuju Bandara Kabul Kecuali untuk Warga Asing Keluar dari Afghanistan
Bagaimana dengan pengiriman uang?
Orang Afghanistan secara tradisional mengandalkan transfer tunai dari orang yang mereka cintai yang tinggal dan bekerja di luar negeri. Tetapi dalam krisis saat ini, kiriman dari luar negeri yang menjadi penyambung hidup banyak warga Afghanistan juga ikut terhenti.
Layanan transfer kawat Western Union dan MoneyGram juga menangguhkan operasi mereka di Afghanistan. Lengkap sudah penderitaan.
Tahun lalu, Bank Dunia memperkirakan, pengiriman uang dari luar negeri ke Afghanistan bernilai sekitar 790 juta dollar atau sekitar 4 persen dari produk domestik bruto negara itu.
Transfer uang selama ini "sangat relevan" bertahun-tahun ke belakang, kata jurnalis dan penulis kelahiran Afghanistan Emran Feroz. Ini, kata Feroz, karena "Afghanistan memiliki salah satu diaspora terbesar di dunia" dan lama mengandalkan bantuan dari kerabat di Pakistan, Iran, Uni Emirat Arab serta Jerman dan AS.
“Rata-rata orang Afghanistan tidak menghasilkan banyak uang akhir-akhir ini,” kata Feroz seraya mengimbuhkan, banyak pendapatan turun hingga 90 persen.
Bagaimana harga bahan bakar di Afganistan?
Harga bensin di Afghanistan naik menjadi 900 dollar per ton di tengah permintaan besar-besaran dari warga Afghanistan yang melarikan diri dari kota ke tempat yang aman dari pasukan Taliban.
Iran ikut campur untuk meredakan situasi menyusul permintaan dari pemerintah Afghanistan yang baru. Teheran, setelah disetujui oleh Washington, melanjutkan ekspor bahan bakar ke Afghanistan yang telah ditangguhkan sejak 6 Agustus karena alasan keamanan.
Taliban dilaporkan memotong tarif impor bahan bakar dari Iran dan negara-negara tetangga lainnya untuk menahan lonjakan harga.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Deutsche Welle