Melihat Mural di Afghanistan, Bentuk Perlawanan Kaum Perempuan
Kompas dunia | 23 Agustus 2021, 07:15 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV- Seni mural yang memanfaatkan tembok kota untuk berekspresi, juga berlaku di Afghanistan. Street arts di negara yang dikoyak perang ini lebih banyak didominasi oleh suara kaum perempuan.
Salah satu seniman mural di sana adalah Shamsia Hassani. Beberapa karyanya menghiasi kota Kabul. Mural dan grafiti karya Shamsia sangat kuat dengan dominis warna biru dan gelap, untuk menggambarkan kondisi perempuan yang ditekan ketakutan dan suara yang tidak dipedulikan.
Salah satu karya Shamsia menggambarkan sosok perempuan yang sedang bermain piano berhadapan dengan tentara Taliban. "Nightmare" judul karya itu dibuat pada 9 Agustus lalu saat Taliban mulai berkuasa.
Baca Juga: Tuntut Bentuk Federasi di Afghanistan, Lembah Panjshir Siap Lawan Taliban tapi Utamakan Perundingan
Ada lagi gambar perempuan yang sedang memegang pot dengan bunga dandelion di hadapan pasukan Taliban bersenjata. Perempuan itu terlihat berwajah sendu.
Membuat mural di Afghanistan jelas berisiko. Bukan saja berhadapan dengan kekuatan Taliban, tapi juga pandangan konservatif sebagian masyarakat Afghanistan. "Banyak yang masih berpikir bahwa dalam Islam seni tidak diperkenankan. Dan mereka berpikir untuk menghentikan saya," kata Shamsia kepada media DW, yang lokasi wawancaranya dirahasiakan.
Baca Juga: Tuntut Bentuk Federasi di Afghanistan, Lembah Panjshir Siap Lawan Taliban tapi Utamakan Perundingan
Tidak heran, saat membuat Mural, perempuan kelahiran 1988 ini harus sembunyi-sembunyi dan segera pergi bila gambar mural sudah selesai.
Shamsia mengaku mengungkapkan gagasannya melalui mural untuk melawan sikap represif Taliban dan membuka mata para perempuan di Afghanistan. "Saya berharap bisa mengubah pandangan masyarakat melalui kartya seni," katanya beberapa saat setelah Kabul jatuh ke tangan Taliban.
Penulis : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV