Kota Ho Chi Minh di Vietnam Segera Lockdown Super Ketat, Tidak Ada yang Boleh Keluar Rumah
Kompas dunia | 20 Agustus 2021, 23:33 WIBBANGKOK, KOMPAS.TV - Pusat ekonomi Vietnam Kota Ho Chi Minh melarang orang meninggalkan rumah mereka mulai Senin depan (23/08/2021). Hal ini dikarenakan terjadinya peningkatan harian infeksi Covid-19 yang melewati angka 10.000 per hari, demikian dilaporkan Straits Times, Jumat (20/08/2021).
Sementara pihak berwenang belum merilis rincian lengkapnya, lockdown ini diperkirakan akan menjadi yang paling ketat yang diberlakukan negara itu sejak pandemi dimulai tahun 2020 lalu.
Menurut laporan media lokal, tentara dan polisi akan diaktifkan untuk membantu menegakkan lockdown dan mengirim perbekalan kepada penduduk kota Ho Chi Minh, sementara unit medis keliling akan merawat pasien di wilayah mereka untuk meringankan beban fasilitas medis.
Perdana Menteri Pham Minh Chinh dikutip oleh media lokal Zing News telah mengatakan kepada para pejabat pada hari Kamis (19 Agustus) bersikap tegas dalam penerapan lockdown ini.
"Jangan ragu lagi, lakukan apa harus segera dilakukan, sama seperti saat berhadapan dengan rumah yang terbakar.”
Perdana Menteri juga meminta seluruh pejabat untuk fokus kepada perbekalan warga saat wajib berdiam diri di rumah selama lockdown.
Sementara terjadi antrean di luar supermarket dan apotek setelah penduduk mengetahui tentang lockdown ketat yang akan datang.
Sebelum pengumuman, mereka sudah mendekam di rumah lebih dari satu bulan di bawah aturan Directive 16.
Langkah pembatasan sosial paling ketat yang sebelumnya berlaku adalah penutupan tempat usaha tidak esensial, melarang pertemuan umum, kerumunan dan membatasi transportasi umum di daerah-daerah yang paling terkena dampak Covid-19. Mereka juga harus tinggal di dalam rumah dari jam 6 sore sampai jam 6 pagi.
Akhir pekan lalu, polisi menyuruh putar balik kepada massa pekerja migran penganggur yang mencoba meninggalkan kota ke kampung halaman mereka. Banyak yang kehabisan uang untuk membayar sewa dan makanan.
Pada Jumat malam, (20/08/2021) Vietnam mencatat 10.657 kasus baru selama periode 24 jam sebelumnya.
Baca Juga: Wabah Covid-19 Memburuk, Fasilitas Kesehatan Kota Terbesar Vietnam di Ambang Kehancuran
Infeksi baru terkonsentrasi di Kota Ho Chi Minh, serta pusat manufaktur tetangga seperti Provinsi Binh Duong.
Otoritas kesehatan kota telah mengaitkan peningkatan jumlah infeksi baru ini dengan peningkatan tes Covid-19 massal dan lebih banyak orang yang menggunakan alat tes cepat sendiri.
Mr Nguyen Hong Tam, wakil direktur Pusat Pengendalian Penyakit Ho Chi Minh mengatakan kepada wartawan pada hari Kamis, catatan kenaikan infeksi baru sekarang membantu pihak berwenang mengungkap dan membasmi penularan lokal dengan cepat. "Kita tidak perlu terlalu khawatir," katanya.
Namun, penduduk setempat semakin frustrasi tentang apa yang mereka anggap sebagai kurangnya koordinasi di antara para pejabat.
Tran Ngoc Ha, 42, saat ini mengasingkan diri di rumah setelah merasa lelah dan demam serta kehilangan indra penciuman dan perasa akhir bulan lalu.
Kepada The Straits Times dia mengaku takut dengan kondisi penuh sesak di pusat tes Covid-19 massal yang digelar otoritas kesehatan. Tetapi setelah ditekan, akhirnya Ngoc Ha datang ke tempat tes Covid tersebut.
Meskipun hasilnya kembali negatif, dia mulai merasa sakit tiga hari setelah tes Covid-19.
"Saya menelepon bangsal medis dan mereka hanya mengatakan kepada saya untuk menggunakan obat penghilang rasa sakit. Mereka mengatakan jika saya batuk, saya harus menggunakan beberapa tablet batuk. Dan mereka memberi saya nomor telepon darurat," katanya.
"Hanya itu yang aku punya."
Vietnam memiliki salah satu tingkat vaksinasi terendah di Asia Tenggara. Pada hari Rabu, kurang dari 2 persen populasi telah menjalani vaksinasi penuh Covid-19.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Straits Times