Bandara Kabul Makin Kusut, Ribuan Merangsek Ingin Keluar Afghanistan, Naik ke Atas Badan Pesawat
Kompas dunia | 16 Agustus 2021, 22:05 WIB
Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat mengatakan pasukan mereka sudah mengamankan perimeter bandara saat mengevakuasi staf kedutaan dan ribuan warga Afghanistan yang bekerja untuk kepentingan Washington sejak mereka menggulingkan Taliban setelah serangan 11 September 2001.
Kedutaan AS di Kabul mencuitkan pesan memberi tahu warga Amerika dan Afghanistan untuk "tidak pergi ke bandara".
Tetapi ribuan warga Afghanistan, bahkan yang tidak memiliki hubungan dengan koalisi pimpinan AS, muncul dengan harapan bisa keluar, tanpa tiket atau visa keluar negeri.
Kehebohan di bandara terjadi hanya beberapa jam setelah para pemimpin Taliban memerintahkan pasukan mereka ke Kabul untuk menjaga ketertiban saat Presiden Afghanistan Ashraf Ghani meninggalkan negara itu.
"Kami takut tinggal di kota ini dan kami mencoba melarikan diri dari Kabul," kata seorang pria berusia 25 tahun yang juga meminta untuk diidentifikasi hanya sebagai Ahmed.
Baca Juga: China Nyatakan Siap Kerja Sama dan Bersahabat dengan Pemerintah Taliban Afghanistan
Banyak dari kedatangan itu dipicu oleh rumor, atau berita palsu yang tersebar di media sosial. "Saya membaca di Facebook bahwa Kanada menerima suaka dari Afghanistan," kata Ahmed.
"Karena saya bertugas di ketentaraan... ada bahaya. Taliban pasti akan menargetkan saya."
Dalam sebuah pesan yang diposting ke media sosial, salah satu pendiri Taliban Mullah Abdul Ghani Baradar meminta pasukannya untuk tetap disiplin setelah menguasai kota.
“Sekarang saatnya menguji dan membuktikan, sekarang kita harus menunjukkan kita bisa mengabdi kepada bangsa dan menjamin keamanan serta kenyamanan hidup,” ujarnya.
Adegan di bandara mengingatkan pada kekacauan yang menyelimuti pengungsian dramatis Amerika Serikat dari Vietnam pada tahun 1975.
Namun menteri luar negeri AS membantah, "Ini bukan Saigon," kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken hari Minggu (15/08/2021).
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Straits Times/France24