China Nyatakan Siap Kerja Sama dan Bersahabat dengan Pemerintah Taliban Afghanistan
Kompas dunia | 16 Agustus 2021, 19:33 WIBBEIJING, KOMPAS.TV - Juru bicara pemerintah China hari Senin (16/08/2021) di Beijing mengatakan bahwa China siap memperdalam hubungan "yang bersahabat dan kooperatif" dengan Afghanistan. Hal ini setelah Taliban menguasai negara itu menyusul jatuhnya Ibu Kota Kabul ke tangan Taliban pada Minggu (15/08/2021).
Beijing mempertahankan hubungan tidak resmi dengan Taliban selama penarikan pasukan Amerika Serikat dari Afghanistan, yang membuat Taliban mampu menguasai ibu kota di Kabul pada Minggu, (15/08/2021)
China berbagi perbatasan sepanjang 76 kilometer dengan Afghanistan, dengan kondisi alam yang keras di sepanjang perbatasan.
Beijing telah lama khawatir Afghanistan bisa menjadi pijakan bagi separatis minoritas Uighur di wilayah perbatasan sensitif provinsi Xinjiang.
Tetapi delegasi tingkat tinggi Taliban bertemu dengan Menteri Luar Negeri China Wang Yi di Tianjin akhir Juli lalu dan menjanjikan Afghanistan tidak akan digunakan sebagai basis bagi militan mana pun, termasuk separatis minoritas Uighur.
Sebagai gantinya, China menawarkan dukungan ekonomi dan investasi untuk rekonstruksi Afghanistan.
Pada Senin (16/08/2021) China mengatakan "menyambut baik" kesempatan untuk memperdalam hubungan dengan Afghanistan, sebuah negara yang selama beberapa generasi diperebutkan kekuatan dunia karena kepentingan geo-strategisnya.
"Taliban telah berulang kali menyatakan harapan mereka untuk mengembangkan hubungan baik dengan China, dan bahwa mereka menantikan partisipasi China dalam rekonstruksi dan pembangunan Afghanistan," kata juru bicara kementerian luar negeri Hua Chunying kepada wartawan.
"Kami menyambut ini. China menghormati hak rakyat Afghanistan untuk secara mandiri menentukan nasib mereka sendiri dan bersedia untuk terus mengembangkan ... hubungan persahabatan dan kerja sama dengan Afghanistan."
Baca Juga: Inilah Kesalahan Pentagon Dibalik Runtuhnya Kekuatan Militer Pemerintah Afghanistan
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Fadhilah
Sumber : Kompas TV/Radio France International