> >

Truk Tangki Bahan Bakar Meledak di Lebanon, 20 Tewas, BBM Diduga akan Diselundupkan

Kompas dunia | 15 Agustus 2021, 13:22 WIB
Sejumlah personel tentara Lebanon tampak berada di sekitar tangki bahan bakar yang meledak dan terbakar di desa Tleil, utara Lebanon, Minggu (15/8/2021). (Sumber: AP Photo)

BEIRUT, KOMPAS.TV – Sebuah truk tangki bahan bakar minyak (BBM) meledak di utara Lebanon pada Minggu (15/8/2021) dinihari.

Ledakan itu menewaskan 20 orang dan melukai belasan orang lainnya.

Melansir Associated Press, tim Palang Merah Lebanon mengevakuasi 20 jenazah dan 79 orang yang mengalami cedera dan luka bakar dari lokasi ledakan di desa Tleil.

Belum jelas apa penyebab ledakan tersebut.

Beberapa jam setelah ledakan, para personel Palang Merah Lebanon dibantu tentara Lebanon masih berupaya menyisir area sekitar untuk mencari korban lainnya.

Baca Juga: Khawatir Krisis Iklim, Biden Keluarkan Aturan Penghentian Ekonomi Berbahan Bakar Fosil

Menteri Kesehatan Lebanon Hamad Hassan menyerukan agar rumah sakit di utara Lebanon dan Beirut menerima para korban luka ledakan.

Hamad Hassan menambahkan, pemerintah akan menanggung ongkos pengobatan para korban luka.  

Rumah sakit di utara Lebanon juga menyebarkan pengumuman agar orang-orang mendonorkan darah karena mereka kekurangan stok darah untuk menangani korban luka.

Ledakan itu terjadi saat Lebanon tengah menghadapi krisis kekurangan BBM.

Penyelundupan dan penimbunan BBM oleh sejumlah pihak dituding menjadi penyebabnya.

Rakyat juga menyalahkan ketidakmampuan pemerintah yang kekurangan uang untuk mengamankan pengiriman BBM impor.

Baca Juga: Dua Pembangkit Listrik Utama Dimatikan, Lebanon Nyaris Gelap Gulita

Tleil terletak sekitar 4 kilometer dari perbatasan Suriah. Namun, masih belum jelas apakah BBM dalam truk tangki itu tengah disiapkan untuk diselundupkan ke Suriah. Di negara itu, harga BBM jauh lebih tinggi ketimbang di Lebanon.

Pekan ini, krisis bahan bakar di Lebanon memburuk dengan dramatis setelah bank sentral memutuskan untuk mengakhiri subsidi bagi produk bahan bakar.

Keputusan ini tampaknya akan menyebabkan kenaikan harga hampir seluruh komoditas di Lebanon, yang sudah berada dalam pergolakan kemiskinan dan inflasi yang tidak terkendali.

Pada Sabtu (14/8/2021), tentara Lebanon dikerahkan ke pom-pom bensin, memaksa para pemilik untuk menjual BBM pada para pelanggan.

Lantaran, sejumlah pemilik SPBU telah menolak menjual BBM demi menunggu waktu yang tepat untuk mendapatkan keuntungan saat harga naik dengan berakhirnya subsidi.

Baca Juga: Saat Petinggi Hizbullah Gelar Pernikahan Mewah Putrinya Sulut Kemarahan Warga Lebanon

Tentara Lebanon juga menindak tegas para penyelundup aktif di sepanjang perbatasan Suriah, dan menyita ribuan liter bensin selama beberapa hari terakhir.

Selama beberapa bulan belakangan, konsumsi solar Lebanon meningkat tajam.

Ini disebabkan pemadaman listrik yang berlangsung nyaris sepanjang hari, hingga warga pun bergantung pada generator pribadi berbahan bakar solar.

Selama beberapa dekade, negara kecil Mediterania itu menderita pemadaman listrik.

Sebagian disebabkan oleh merajalelanya tindak korupsi dan tata kelola pemerintahan yang salah.

Ledakan pada Minggu (15/8/2021) merupakan insiden paling mematikan sejak tahun lalu di negara yang dihuni oleh 6 juta jiwa itu, termasuk sekitar 1 juta pengungsi Suriah.

Pada 4 Agustus 2020 lalu, terjadi ledakan besar pelabuhan Beirut, dan menewaskan sedikitnya 214 orang dan melukai ribuan orang.

Beberapa bagian ibu kota juga mengalami kerusakan pasca ledakan itu.

Penulis : Vyara Lestari Editor : Gading-Persada

Sumber : Associated Press


TERBARU