Bawa Pulang 17.000 Artefak dari Amerika Serikat, Irak akan Kembali Buka Museum Nasional
Kompas dunia | 31 Juli 2021, 16:10 WIBBAGHDAD, KOMPAS.TV -- Irak kembali membuka museum nasional mereka setelah 17.000 artefak sejarah yang sempat dijarah Amerika Serikat.
Belasan ribu artefak bersejarah itu saat ini telah kembali ke pemerintah negara Irak.
Seperti dilansir Xinhua, Sabtu, (31/7/2021), Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhimi pada Jumat (30/7) kemarin, memerintahkan pembukaan kembali Museum Irak di Baghdad.
"Dengan kembalinya 17.000 artefak Irak.... saya memerintahkan pembukaan kembali Museum Irak untuk umum dan peneliti," cuit al-Kadhimi di akun Twitter resminya.
Hari Rabu (28/7/2021), Menteri Kebudayaan, Pariwisata, dan Kepurbakalaan Irak Hassan Nadhim dalam pernyataannya mengatakan sejumlah artefak yang dikembalikan itu berasal dari 4.500 tahun silam dan memuat inskripsi dalam tulisan paku (cuneiform) yang mendokumentasikan pertukaran perdagangan selama peradaban Sumeria.
Baca Juga: Galeri Nasional Australia Kembalikan ke India 14 Artefak Karya Seni Kuno Hasil Curian
Hari Kamis (29/7/2021), al-Kadhimi dan delegasinya kembali ke Baghdad setelah beberapa hari berkunjung ke Amerika Serikat dan membawa pulang 17.000 artefak.
Statistik resmi mencatat sekitar 15.000 benda peninggalan budaya dari periode Zaman Batu, Babilonia, Asyur, dan Islam telah digarong atau dihancurkan penjarah setelah rezim Saddam Hussein digulingkan oleh pasukan pimpinan Amerika Serikat tahun 2003 lalu.
Museum Mosul dan kota-kota kuno Hatra dan Nimrud juga telah dirusak, dan sejumlah besar barang antik diselundupkan setelah militan ISIS menguasai wilayah-wilayah besar di Irak utara dan barat pada 2014.
Lebih dari 10.000 situs di Irak secara resmi diakui sebagai situs arkeologi, namun kebanyakan dari situs tersebut tidak dijaga dan banyak yang masih dijarah.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV/Xinhua