Mengapa Varian Delta Jauh Lebih Menular Ketimbang Virus Corona Asli? Ini Kemungkinan Sebabnya
Kompas dunia | 25 Juli 2021, 23:50 WIBGUANGDONG, KOMPAS.TV – Studi terbaru menyatakan, orang yang terinfeksi virus corona varian Delta kemungkinan membawa partikel virus lebih dari 1.000 kali lipat dibandingkan dengan mereka yang tertular virus corona aslinya, SARS-VoV-2.
Mereka yang terinfeksi varian Delta juga kemungkinan akan terkonfirmasi positif lebih cepat 2 hari ketimbang mereka yang tertular virus aslinya.
Studi awal ini belum mengalami tinjauan sejawat, dan hanya melihat sejumlah kecil kasus varian Delta di China. Namun, bila hasilnya dapat dikonfirmasi, maka akan terjawab mengapa varian Delta begitu jauh lebih menular ketimbang virus corona aslinya.
Live Science melaporkan, varian Delta telah menyebar ke lebih dari 100 negara. Varian ini juga menyumbang 83 persen kasus Covid-19 baru di Amerika Serikat (AS), dengan jumlah kasus yang tinggi di kawasan dengan tingkat vaksinasi yang rendah.
Varian ini diperkirakan lebih mudah menular daripada varian dominan sebelumnya, dan 2 kali lebih menular ketimbang varian asli SARS-CoV-2.
Baca Juga: Studi Terbaru: Varian Delta, 8 Kali Kurang Sensitif terhadap Antibodi Vaksin Covid-19
Meskipun sudah jelas bahwa varian Delta menyebar dengan sangat cepat, para peneliti belum yakin menyoal sebabnya.
Untuk memahami lebih jauh, sekelompok peneliti di China meneliti bagaimana varian Delta menyebar dari penularan lokal pertama yang teridentifikasi pada 21 Mei. Para peneliti kemudian menerbitkan temuan mereka sebagai studi pracetak pada Virological pada 7 Juli.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Guangdong dan sejumlah lokasi lainnya menggelar pengawasan dan skrining terhadap mereka yang terinfeksi varian Delta dan sejumlah orang yang melakukan kontak dekat dengan pasien di China.
Sejumlah orang yang melakukan kontak dekat dengan pasien Covid-19, diisolasi dan menjalani tes polymerase chain reaction (PCR) setiap hari. Para peneliti mengidentifikasi 167 penularan lokal yang ditelusuri kembali ke kasus indeks aslinya.
Para peneliti membandingkan data orang-orang ini dengan data dari hari-hari awal pandemi, saat virus corona asli tengah menyebar di China.
Penulis : Vyara Lestari Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Live Science