Fotografer Reuters Tewas dalam Pertempuran Antara Tentara Afghanistan dan Taliban
Kompas dunia | 17 Juli 2021, 01:35 WIBISLAMABAD, KOMPAS.TV – Seorang fotografer Reuters tewas tertembak dalam pertempuran antara tentara pemerintah Afghanistan dengan para pemberontak Taliban memperebutkan wilayah perbatasan Afghanistan – Pakistan.
Melansir Associated Press, Taliban telah menguasai wilayah perbatasan Spin Boldak awal pekan ini. Namun, pada Jumat (16/7/2021), para saksi mata di sisi Pakistan menyebut adanya pertempuran sengit di kawasan itu. Para saksi mata juga melaporkan adanya korban jiwa.
Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Afghanistan Tariq Arian menyatakan melalui Twitter, pemerintah telah berhasil mengambil kembali kendali Spin Boldak.
Baca Juga: Taliban Tawarkan Gencatan Senjata Tiga Bulan ke Pemerintah Afghanistan, Tapi Syaratnya Berat
Sementara, Reuters melaporkan, fotografer pemenang Pulitzer Prize Danish Siddiqui, yang meliput bersama pasukan khusus Afghanistan, tewas saat pasukan komando itu berupaya merebut kembali Spin Boldak.
Menurut kantor berita itu, Siddiqui dan seorang petugas Afghanistan senior tewas dalam baku tembak tentara Afghanistan dengan Taliban.
“Kami masih mencari informasi lebih lanjut dan bekerja dengan otoritas di kawasan itu,” kata Presiden Reuters Michael Friedenberg dan Pemimpin Redaksi Alessandra Galloni dalam sebuah pernyataan.
Siddiqui merupakan warga negara India. Duta Besar Afghanistan untuk India, Farid Mamundzay, menyatakan bela sungkawa melalui Twitternya.
Baca Juga: Viral Video Taliban Eksekusi 22 Tentara Komando Afghanistan yang Sudah Menyerah
Sejak fase akhir penarikan tentara Amerika Serikat (AS) dan NATO dimulai, Taliban telah menguasai puluhan distrik di Afghanistan. Penarikan ini dilakukan setelah militer AS dan sekutunya hadir di Afghanistan selama 20 tahun. AS menyatakan, proses penarikan tentaranya telah mencapai 95 persen.
Pertempuran di Spin Boldak dikonfirmasi oleh Wakil Juru Bicara Kementerian Pertahanan Afghanistan Fawad Aman. Sejumlah pemberontak Taliban juga tampak menerima perawatan di sebuah rumah sakit di kota Chaman di perbatasan Pakistan.
Hubungan antara Pakistan dan Afghanistan dipenuhi aroma kecurigaan. Afghanistan kerap menuduh Pakistan memberi perlindungan bagi para pemberontak Taliban.
Markas kepemimpinan Taliban sendiri berpusat di ibu kota Provinsi Baluchistan di barat-daya, Quetta. Perbatasan Chaman di seberang Spin Boldak juga berada di provinsi Baluchistan.
Baca Juga: Duh, Pasien di Pakistan Ini Tewas Setelah Dioperasi Mantan Sekuriti yang Menyamar Jadi Dokter
Di masa lalu, Afghanistan dan AS telah mengkritik Pakistan lantaran mengizinkan pemberontak Taliban memasuki wilayah Pakistan untuk menerima perawatan medis. Hampir 2 juta pengungsi Afghanistan juga tinggal di Pakistan. Mereka melarikan diri dari perang yang terjadi selama puluhan tahun di negara mereka.
Pakistan sendiri menggunakan pengaruhnya terhadap Taliban untuk menekan para pemberontak agar bersedia melakukan pembicaraan damai dengan AS dan pemerintah Afghanistan.
Tuduhan terbaru terhadap Pakistan ditudingkan oleh Wakil Presiden Afghanistan, Amrullah Saleh. Lewat cuitannya di Twitter, Saleh menyatakan bahwa angkatan udara Pakistan melontarkan peringatan pada militer Afghanistan agar tak mencoba mengusir Taliban dari Spin Boldak. Tuduhan ini ditepis oleh Pakistan.
Sebagai balasan, Pakistan mengeluarkan pernyataan yang menyebut bahwa 40 tentara Afghanistan telah menyusup ke perbatasan Pakistan selama Taliban melancarkan serangan mengambil alih perbatasan pada awal pekan ini.
Menurut pernyataan itu, para tentara yang menyusup kemudian dikembalikan ke Afghanistan “dengan penuh hormat dan martabat”. Pakistan juga menawarkan dukungan logistik pada tentara keamanan Afghanistan.
Penulis : Vyara Lestari Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Associated Press