Berapa Dosis Vaksin Covid-19 yang Dibutuhkan untuk 70 Persen Populasi Dunia? Ini Kata PBB
Kompas dunia | 14 Juli 2021, 22:34 WIBPBB, KOMPAS.TV -- Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB Antonio Guterres pada Selasa (13/07/2021) mengatakan, 11 miliar dosis diperlukan untuk vaksinasi 70 persen populasi dunia demi mengakhiri pandemi Covid-19.
"Janji-janji dosis vaksin dan dana disambut baik, namun itu tidak cukup. Kita membutuhkan setidaknya 11 miliar dosis untuk memvaksinasi 70 persen populasi dunia dan mengakhiri pandemi ini," kata Guterres pada pembukaan segmen tingkat menteri dari Forum Politik Tingkat Tinggi tentang Pembangunan Berkelanjutan.
Forum itu adalah platform tertinggi untuk meninjau implementasi Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan dan 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
"Setiap orang, di mana pun, harus punya akses terhadap vaksin, tes, perawatan, dan dukungan Covid-19," kata Sekjen PBB itu.
"Pengembangan dan peluncuran vaksin, termasuk melalui mekanisme ekuitas global, ACT-Accelerator, dan fasilitas COVAX-nya, yah, memberi harapan," lanjutnya.
Guterres mengatakan, "kesenjangan vaksinasi global mengancam kita semua." Sebab, ketika virus bermutasi, maka akan bisa lebih menular, atau bahkan lebih mematikan.
Guterres mengungkap hal tersebut seraya menyindir adanya "akses yang tidak merata" di seluruh dunia dan negara ke berbagai layanan dan fasilitas tersebut, terutama vaksin,
Baca Juga: Pimpin Pertemuan COVAX, Menlu Indonesia Retno Marsudi Dorong Percepatan Distribusi Vaksin Covid-19
"Dunia membutuhkan rencana vaksinasi global dengan cara setidaknya menggandakan produksi vaksin, memastikan distribusi yang merata melalui COVAX, mengoordinasikan implementasi dan pembiayaan, serta mendukung program imunisasi nasional," kata Guterres.
"Demi mewujudkan rencana ini, saya telah menyerukan Satuan Tugas Darurat yang menyatukan negara-negara yang memproduksi dan dapat memproduksi vaksin, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), mitra ACT-Accelerator dan lembaga keuangan internasional, untuk mampu menangani perusahaan farmasi dan produsen terkait, serta pemangku kepentingan utama lainnya," kata Guterres.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Fadhilah
Sumber : Kompas TV/Xinhua