Amerika Serikat Pertimbangkan Permintaan Haiti Untuk Kirim Tentara
Kompas dunia | 13 Juli 2021, 16:24 WIBPORT AU PRINCE, KOMPAS.TV - Amerika Serikat masih mempertimbangkan permintaan PM sementara Haiti, Claude Joseph, agar AS mengirim pasukan ke negara itu untuk membantu pengamanan bandara dan infrastruktur lainnya, menyusul pembunuhan Presiden Jovenel Moise.
Sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki pada Senin (12/07/2021) waktu Washington DC mengatakan kepemimpinan politik di Haiti masih belum jelas sehingga amat penting bagi negara itu bersama-sama memetakan jalan menuju persatuan.
"Masih dipertimbangkan," kata Psaki tentang permintaan pasukan oleh Haiti. Saat ditanya apakah permintaan itu telah ditolak, Psaki menjawab, "Tidak."
Presiden AS Joe Biden mengatakan kepada pers hari Senin, pemerintahannya "mengamati secara seksama" perkembangan di Haiti. "Rakyat Haiti berhak mendapatkan kedamaian dan keamanan, dan pemimpin politik Haiti perlu bersatu demi kebaikan negara mereka," kata Biden.
Jovenel Moise tewas ditembak pada Rabu di kediamannya di Port-au-Prince oleh sekelompok orang yang disebut otoritas Haiti sebagai tim pembunuh, termasuk 26 orang Kolombia dan dua orang keturunan Haiti-Amerika. Polisi Haiti mengatakan Minggu mereka telah menangkap seorang tersangka lainnya.
Seorang sumber di pemerintah AS mengatakan Senin, setidaknya seorang keturunan Haiti-Amerika yang ditangkap atas dugaan terlibat dalam pembunuhan Moise, pernah menjadi informan bagi badan penegak hukum pemerintah AS.
Baca Juga: Ini Dugaan Motif Politik di Balik Pembunuhan Presiden Haiti
Kematian presiden Haiti menjerumuskan negara bermasalah itu ke dalam kekacauan yang lebih besar. Para pejabat AS terbang ke sana pada Minggu untuk mengamati situasi dan bertemu tiga politisi yang saling bersaing untuk menggantikan Moise.
"Hal yang jelas tentang kunjungan mereka adalah tidak jelasnya masa depan kepemimpinan politik (di Haiti)," kata Psaki kepada pers.
Warga Haiti di ibu kota Port-au-Prince berencana melancarkan protes kepada Joseph pekan ini, menurut unggahan di media sosial. Hak Joseph untuk memimpin negara itu telah ditentang oleh dua politisi senior lain, Perdana Menteri-Ditunjuk Ariel Henry dan Presiden Senat Joseph Lambert.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Purwanto
Sumber : Kompas TV