Ini Dugaan Motif Politik di Balik Pembunuhan Presiden Haiti
Kompas dunia | 13 Juli 2021, 10:28 WIBPORT-AU-PRINCE, KOMPAS.TV – Pembunuhan Presiden Haiti Jovenel Moise diduga bermuatan politik. Salah seorang tersangka pembunuhan yang berhasil ditangkap, menuding Moise telah korupsi, dan menuntut pergantian kepemimpinan di Haiti.
Tersangka yang merupakan warga Haiti itu bernama Christian Emmanuel Sanon. Sanon diduga telah bekerja sama dengan para tersangka lainnya.
Saat menggeledah kediaman Sanon di Haiti, polisi menemukan sejumlah barang bukti. Barang-barang itu antara lain sebuah topi berlogo penegak hukum narkoba AS (DEA), 20 kotak peluru, bagian-bagian senjata api, 4 plat nomer mobil dari Republik Dominika, 2 mobil dan sejumlah surat.
Baca Juga: Hakim Ungkapkan Presiden Haiti Sempat Disiksa dan Ditembak Belasan Kali Sebelum Dibunuh
Sanon diketahui terbang ke Haiti menggunakan sebuah pesawat jet pribadi ditemani beberapa tersangka lainnya.
“Ini adalah individu yang memasuki Haiti dengan pesawat pribadi dengan tujuan politik," tutur kepala kepolisian Haiti Leon Charles dalam konferensi pers pada Minggu (11/7/2021).
Melansir Associated Press pada Senin (12/7/2021), Sanon sempat tinggal di Broward County di Florida dan di Hillsborough County di Pantai Teluk, Amerika Serikat (AS). Ia juga tercatat pernah tinggal di Kansas, Missouri. Ia mengajukan kebangkrutan pada tahun 2013 dan menyebut dirinya seorang doktor dalam unggahan video di YouTube bertitel “Kepemimpinan untuk Haiti”.
Baca Juga: Haiti Minta Perlindungan Internasional, Ini Fakta Sejarah Mengerikan Haiti yang Terulang Lagi
Dalam video itu, ia mengecam para pemimpin Haiti dan menyebut mereka korup. Ia menuding mereka telah merampok sumber daya negara. “Mereka tidak peduli dengan negara dan rakyat Haiti,” katanya dalam video tersebut.
Sanon mengklaim, Haiti memiliki uranium, minyak dan sumber daya lain yang telah dimanfaatkan oleh para pejabat negara.
“Ini negara dengan banyak sumber daya,” katanya. “Sembilan juta orang tak mungkin hidup dalam kemiskinan saat kita punya banyak sumber daya di negara ini. Dunia harus menghentikan perbuatan korup mereka sekarang. Kami sudah muak. Kami butuh kepemimpinan baru yang akan mengubah hidup kami.”
Baca Juga: Salah Satu Tersangka Pembunuh Presiden Haiti Pernah Kerja Bareng Aktor Hollywood Sean Penn
Sanon berhubungan dengan sebuah perusahaan penyedia jasa keamanan alias sekuriti bagi para politisi, dan merekrut para tersangka pembunuhan Moise. Misi semula para tersangka adalah melindungi Sanon. Namun mereka kemudian menerima perintah baru untuk menangkap sang presiden.
“Operasinya bermula dari sana,” kata Charles mengimbuhkan.
“Sebanyak 22 tersangka tambahan bergabung dengan kelompok ini. Tapi situasinya kemudian berubah,” kata Charles.
Lebih lanjut Charles menerangkan, 26 warga Kolombia terlibat dalam pembunuhan presiden Moise. Sebanyak 18 orang di antaranya telah ditangkap, bersama 3 warga Haiti. Menurut Charles, 5 tersangka lain masih buron, dan sedikitnya 3 tersangka tewas.
“Mereka berbahaya,” ujar Charles. “Mereka sangat, sangat terlatih, dalam konteks sebagai pasukan komando.”
Baca Juga: 17 Tersangka Pembunuhan Presiden Haiti Ditangkap, Ada Warga Negara AS dan Mantan Tentara Kolombia
Setelah Moise tewas dibunuh, kata Charles, salah seorang tersangka menelepon Sanon, yang kemudian menghubungi dua orang lain yang diyakini sebagai otak pembunuhan Moise. Namun, Charles tak menyebut apakah polisi telah mengantongi identitas dalang pembunuhan Moise.
Menurut Charles, otoritas Haiti memperoleh informasi tentang Sanon dari interogasi selama penyelidikan. “Polisi juga bekerja sama dengan pihak berwenang Kolombia untuk mengidentifikasi para tersangka pembunuh Moise, termasuk saat para tersangka meninggalkan Kolombia, juga siapa yang mengongkosi tiket pesawat mereka,” pungkas Charles.
Penulis : Vyara Lestari Editor : Purwanto
Sumber : Kompas TV