Inggris Bersiap Longgarkan Pembatasan Pandemi Covid-19 pada 19 Juli
Kompas dunia | 6 Juli 2021, 06:19 WIBPesan Johnson ini disambut baik oleh para anggota parlemen di kubu Johnson, Partai Konservatif, yang memandang skeptis pada kebijakan lockdown.
Menurut mereka, kerusakan ekonomi dan sosial akibat pemberlakuan pembatasan dalam jangka waktu lama, melebihi manfaat kesehatan yang diterima masyarakat. Media populis Inggris pun telah menjuluki 19 Juli sebagai “hari kebebasan”.
Inggris telah mencatat lebih dari 128.000 angka kematian akibat Covid-19, jumlah tertinggi kedua di Eropa setelah Rusia.
Virus corona varian Delta yang pertama kali terdeteksi di Inggris menyebabkan kasus penularan kembali merebak.
Awal tahun ini, kasus penularan yang sebelumnya hanya sekitar 2.000 kasus per hari, melonjak menjadi sekitar 25.000 per hari pada pekan lalu. Namun, jumlah angka kematian masih terbilang stabil, kurang dari 20 jiwa dalam sehari.
Baca Juga: Seorang Kakek di Inggris 10 Bulan Positif Covid-19 dan Sembuh
Para pejabat kesehatan masyarakat menyebut, program vaksinasi Inggris berhasil melemahkan kaitan antara penularan dan kematian, meski tak memutuskannya.
Sejauh ini, 86 persen orang dewasa di Inggris telah menerima setidaknya satu dosis vaksin, dan 64 persen telah divaksinasi secara lengkap. Pemerintah menargetkan, seluruh warga Inggris yang berusia di atas 18 tahun telah divaksinasi secara lengkap pada pertengahan September.
Pemerintah Inggris, yang telah memberlakukan salah satiu lockdown terlama di sunia, telah mencabut pembatasan dalam sejumlah tahap yang dimulai dengan pembukaan kembali sekolah-sekolah di bulan Maret.
Tahap ke-4 dan terakhir ditunda bulan lalu untuk memberi lebih banyak waktu bagi orang-orang untuk divaksinasi di tengah merebaknya varian Delta.
Namun, Richard Tedder, seorang ahli virus di Imperial College London, menyatakan, melonggarkan pembatasan di tengah lonjakan kasus penularan “memiliki risiko nyata memicu varian-varian lain yang lebih tahan terhadap vaksin dan berpotensi lebih menular”.
Penulis : Vyara Lestari Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV