> >

Atlet Dayung Serbia yang Tiba di Olimpiade Tokyo Terbukti Positif Covid-19

Kompas dunia | 4 Juli 2021, 21:00 WIB
Seorang lelaki yang mengenakan masker tampak melintas di ruang Pusat Pers Utama untuk Olimpiade Tokyo 2020 di Tokyo, Jepang, Jumat (2/7/2021). (Sumber: AP Photo/Eugene Hoshiko)

TOKYO, KOMPAS.TV - Seorang anggota tim dayung Olimpiade dari Serbia terbukti positif Covid-19 saat mencoba masuk ke Jepang untuk Olimpiade Tokyo yang akan dibuka kurang dari tiga pekan mendatang.

Kabar itu dilaporkan pada Minggu (4/7/2021) oleh kantor berita Jepang Kyodo dan dikutip oleh para pejabat kementerian kesehatan Jepang.

Sang atlet Serbia lalu diisolasi di Bandara Haneda Tokyo. Empat orang yang bepergian bersama sang atlet dilaporkan ditransfer ke sebuah fasilitas dekat bandara.

Melansir Associated Press, mereka semula dijadwalkan bertolak menuju kamp pelatihan di Nanto di Jepang tengah. Para pejabat Nanto mengatakan, kamp pelatihan itu tampaknya akan dibatalkan.

Baca Juga: Kaisar Jepang Khawatir Penyebaran Covid-19 Selama Olimpiade 2020 Tokyo Digelar

Laporan tentang anggota tim dayung Serbia yang positif Covid-19 itu menyusul laporan serupa atas dua anggota delegasi Olimpiade dari Uganda bulan lalu saat tiba di Jepang.

Seorang di antaranya terbukti positif di bandara Narita dekat Tokyo, dan aggota tim yang lain diizinkan pergi ke lokasi pelatihan. Seorang anggota delegasi kemudian juga terbukti terjangkit virus corona.

Seiko Hashimoto, presiden panitia penyelenggara Olimpiade Tokyo mengatakan pada Jumat (2/7/2021), lebih dari 500 peserta telah tiba di Tokyo tanpa insiden. Sekitar 11.000 atlet Olimpiade dan 4.400 atlet Paralimpiade akan tiba pada Olimpiade, plus puluhan ribu pelatih, juri dan para pejabat Olimpiade.

Banyak yang khawatir bahwa arus masuk peserta Olimpiade akan meningkatkan kasus Covid-19 di seluruh penjuru Jepang.

Baca Juga: Pejabat Senior Olimpiade Jepang Tewas di Jalur Kereta Bawah Tanah, Diduga Bunuh Diri

Pihak penyelenggara masih belum memutuskan perihal apakah penonton pendukung lokal dapat masuk ke lokasi pertandingan. Sejak beberapa bulan lalu, penonton penggemar dan pendukung dari luar negeri dilarang masuk.

Hampir dua pekan lalu, penyelenggara mengatakan akan mengizinkan lokasi dalam dan luar ruangan diisi hingga kapasitas 50 persen, hingga 10.000 orang.

Namun, seiring peningkatan kasus penularan harian yang meningkat di Tokyo selama dua pekan, penyelenggara lokal diharapkan bertemu dengan Komite Olimpiade Internasional pekan ini dan pihak lainnya untuk menurunkan batas, atau menghapus penonton sama sekali.

Baca Juga: Jepang Masih Buka Opsi Pembatalan Olimpiade

Tokyo melaporkan 518 kasus baru pada Minggu, menandai hari ke-15 berturut-turut meningkatnya kasus penularan sejak sepekan sebelumnya. Pada Sabtu, kasus baru mencapai 716, jumlah tertinggi dalam kurun lebih dari 5 pekan terakhir.

Mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, yang melobi untuk gelaran Olimpiade, mengecam mereka yang menentang Olimpiade, dan menyebut mereka sebagai “anti Jepang”.

“Menyukseskan Olimpiade memiliki makna bersejarah bagi Jepang,” kata Abe seperti diwartakan oleh harian Mainichi.

Abe menuding seruan untuk membatalkan Olimpiade berasal dari mereka “yang mengkritik dengan pandangan anti Jepang”.   

Baca Juga: Jelang Olimpiade Tokyo, Jepang Akan Perpanjang Status Keadaan Darurat Covid-19, Ini Ke-4 Kalinya

Terkait gelaran Olimpiade, media Jepang telah melaporkan banyak kemungkinan skenario, termasuk tak ada penonton sama sekali; tak ada penonton pada upacara pembukaan pada 23 Juli; membatasi penonton pada acara malam hari; hingga menurunkan batas di setiap lokasi acara hingga 5.000 orang.

Dr Shigeru Omi, seorang penasihat medis pemerintah, telah berulang kali menyatakan bahwa ketiadaan penonton merupakan pilihan paling aman. Ia juga mempertanyakan mengapa Olimpiade justru digelar di tengah pandemi. Ia menyebutnya, “tidak normal”.

Penulis : Vyara Lestari Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU