Atlet Dayung Serbia yang Tiba di Olimpiade Tokyo Terbukti Positif Covid-19
Kompas dunia | 4 Juli 2021, 21:00 WIBPihak penyelenggara masih belum memutuskan perihal apakah penonton pendukung lokal dapat masuk ke lokasi pertandingan. Sejak beberapa bulan lalu, penonton penggemar dan pendukung dari luar negeri dilarang masuk.
Hampir dua pekan lalu, penyelenggara mengatakan akan mengizinkan lokasi dalam dan luar ruangan diisi hingga kapasitas 50 persen, hingga 10.000 orang.
Namun, seiring peningkatan kasus penularan harian yang meningkat di Tokyo selama dua pekan, penyelenggara lokal diharapkan bertemu dengan Komite Olimpiade Internasional pekan ini dan pihak lainnya untuk menurunkan batas, atau menghapus penonton sama sekali.
Baca Juga: Jepang Masih Buka Opsi Pembatalan Olimpiade
Tokyo melaporkan 518 kasus baru pada Minggu, menandai hari ke-15 berturut-turut meningkatnya kasus penularan sejak sepekan sebelumnya. Pada Sabtu, kasus baru mencapai 716, jumlah tertinggi dalam kurun lebih dari 5 pekan terakhir.
Mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, yang melobi untuk gelaran Olimpiade, mengecam mereka yang menentang Olimpiade, dan menyebut mereka sebagai “anti Jepang”.
“Menyukseskan Olimpiade memiliki makna bersejarah bagi Jepang,” kata Abe seperti diwartakan oleh harian Mainichi.
Abe menuding seruan untuk membatalkan Olimpiade berasal dari mereka “yang mengkritik dengan pandangan anti Jepang”.
Baca Juga: Jelang Olimpiade Tokyo, Jepang Akan Perpanjang Status Keadaan Darurat Covid-19, Ini Ke-4 Kalinya
Terkait gelaran Olimpiade, media Jepang telah melaporkan banyak kemungkinan skenario, termasuk tak ada penonton sama sekali; tak ada penonton pada upacara pembukaan pada 23 Juli; membatasi penonton pada acara malam hari; hingga menurunkan batas di setiap lokasi acara hingga 5.000 orang.
Dr Shigeru Omi, seorang penasihat medis pemerintah, telah berulang kali menyatakan bahwa ketiadaan penonton merupakan pilihan paling aman. Ia juga mempertanyakan mengapa Olimpiade justru digelar di tengah pandemi. Ia menyebutnya, “tidak normal”.
Penulis : Vyara Lestari Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV