Serangan Artileri di Suriah Tewaskan 8 Orang, Mayoritas Anak-Anak, Diduga Dilakukan oleh Rusia
Kompas dunia | 4 Juli 2021, 00:03 WIBBEIRUT, KOMPAS.TV - Serangan artileri di kawasan yang dikuasai pemerintah dan serangan udara pada Sabtu (3/7/2021) menewaskan sedikitnya 8 orang di kantong terakhir pemberontak di Suriah. Sebagian besar korban serangan itu adalah anak-anak. Serangan itu juga menghancurkan sebuah pusat pertahanan dan penyimpanan air.
Melansir Associated Press, serangan artileri di Ibleen, sebuah desa di selatan provinsi Idlib itu mengenai rumah seorang warga bernama Subhi al-Assi, dan menewaskan para penghuninya. Al-Assi beserta istri dan ketiga anaknya yang tengah tertidur, tewas seketika. Al-Assi bekerja sebagai administrator di sebuah pusat kesehatan.
Serangan penembakan itu juga mengenai rumah seorang relawan Helm Putih, yang juga dikenal sebagai Pertahanan Sipil Suriah, bernama Omar al-Omar. Al-Omar dan istrinya terluka, namun kedua anak mereka terbunuh dalam serangan itu.
Baca Juga: Joe Biden Perintahkan Serangan Udara ke Milisi yang Didukung Iran di Perbatasan Irak-Suriah
Di desa terdekat, serangan itu juga menewaskan seorang anak dan melukai 4 anggota keluarganya.
Menurut LSM Observatori Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris, serangan artileri itu disusul oleh serangan udara yang diduga dilakukan oleh pesawat tempur Rusia yang menghantam wilayah barat kota Idlib.
Menurut Helm Putih, salah satu pusat kegiatannya menjadi sasaran dan hancur lebur dalam serangan udara. Sebanyak 5 orang relawan dilaporkan mengalami luka ringan. Sebuah penyimpanan air juga rusak akibat serangan itu.
Selama beberapa pekan terakhir, kawasan di barat Idlib dilanda kekerasan yang terus meningkat antara pasukan pemerintah dan para pemberontak di benteng terakhir mereka di barat-laut provinsi Idlib. Kekerasan ini terus terjadi kendati telah diupayakan gencatan senjata tahun lalu.
Baca Juga: Rumah Sakit Al-Shifaa di Suriah Diserang Rudal, Sedikitnya 13 Orang Tewas Termasuk 2 Sopir Ambulans
Gencatan senjata itu dinegosiasikan antara Turki – yang mendukung oposisi Suriah – dan Rusia – pendukung utama pemerintahan Suriah. Saat itu, gencatan senjata berhasil menghentikan serangan darat dan udara pemerintah Suriah yang didukung Rusia dalam merebut kembali wilayah yang dihuni oleh 4 juta jiwa penduduk itu.
Penulis : Vyara Lestari Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV