Belanda Serang Hongaria Karena Terapkan Peraturan LGBT: Seharusnya Mereka Keluar dari Uni Eropa
Kompas dunia | 26 Juni 2021, 11:00 WIBBRUSSEL, KOMPAS.TV - Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte menyerang Hongaria setelah meluncurkan peraturan LGBT yang baru.
Rutte bahkan menegaskan Hongaria seharusnya tak lagi menjadi bagian dari Uni Eropa (UE).
Hongaria memang telah mengeluarkan peraturan baru yang melarang penggunaan konten LGBT di sekolah.
“Bagi saya, Hongaria tak memiliki tempat di UE lagi,” tutur Rutte sebelum menghadiri pertemuan UE di Brussel, Kamis (24/6/2021) dikutip dari RTE.
Baca Juga: Gerakan LGBT Dituding Dalangi Demonstrasi Mahasiswa, Erdogan Marah Besar
“Tetapi bukan saya yang mampu memutuskan hal ini. Ada 26 lainnya (anggota UE). Ini harus dilakukan selangkah demi selangkah,” tambahnya.
Pernyataan Rutte ini menyusul pengumuman dari pemimpin 17 negara anggota UE, yang membela hak LGBT setelah peraturan kontroversial di Hongaria.
Negara-negara tersebut termasuk di antaranya Irlandia, Prancis, Jerman dan Italia.
Sebuah surat ditandatangani oleh kepala negara jelang KTT UE menyesalkan ancaman terhadap hak-hak dasar, dan khususnya prinsip non diskriminasi atas dasar orientasi seksual.
Baca Juga: China Temukan Tengkorak Manusia Purba Jenis Baru, Dinamakan Manusia Naga
Hal itu terkait dalam referensi terselubung pada Undang-Undang, yang melarang konten pendudukan LGBTQ untuk anak-anak.
Namun, surat tersebut tak langsung menyebut Hungaria sebagai awal permasalahan.
Kanselir Austria, Sebastian Kurz, yang biasanya beraliansi dengan Perdana Menteri Hongaria, Viktor Orban, dikabarkan belum menentukan sikap.
Namun, Perdana Menteri Luksemburg, Xavier Bettel di Twitter, mengungkapkan Kurz ikut menandatangani surat tersebut.
Baca Juga: Penusukan di Jerman Tewaskan 3 Orang, Pelaku Sempat Ditembak Sebelum Ditangkap
Orban sendiri menyadari meningkatnya kontroversi terkait peraturan LGBT yang diterapkan negaranya.
“Ini bukan melawan homoseksual, atau gangguan seksual. Ini bukan mengenai homoseksual,” katanya.
“Ini mengenai hak dari anak dan orang tuanya,” tambah Orban.
Ia pun menegaskan tak akan mencabut peraturan tersebut, meski mendapat kritikan keras dari para rekannya di UE.
Penulis : Haryo Jati Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV