Satu-satunya Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Iran Ditutup Darurat, Ada Apa?
Kompas dunia | 21 Juni 2021, 05:50 WIBTEHERAN, KOMPAS.TV – Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Bushehr di Iran ditutup. Melansir Associated Press pada Minggu (20/6/2021), penutupan darurat satu-satunya PLTN ini berlangsung sejak Sabtu (19/6/2021).
“Penutupan PLTN Bushehr dimulai pada Sabtu dan akan berlangsung selama tiga hingga empat hari,” ujar Gholamali Rakhshanimehr, seorang pejabat dari perusahaan listrik negara Tavanir dalam sebuah acara bincang-bincang di televisi Iran.
Baca Juga: Iran Bisa Buat Bom Nuklir dalam Hitungan Pekan, Perjanjian Nuklir Iran di Ujung Tanduk
Tanpa merinci, ia menyatakan bahwa sebagai akibatnya, pemadaman listrik dapat terjadi. Ini merupakan kali pertama Iran melaporkan penutupan darurat PLTN yang berlokasi di selatan kota pelabuhan Bushehr.
PLTN ini online pada tahun 2011 dengan bantuan dari Rusia. Iran diwajibkan mengirimkan kembali batang bahan bakar yang telah digunakan di PLTN itu ke Rusia sebagai langkah pencegahan proliferasi atau penyebarluasan senjata.
Pada Minggu (20/6/2021), Tavanir merilis pernyataan yang menyebut bahwa PLTN Bushehr tengah diperbaiki, namun tak merinci keterangan lebih lanjut. Perbaikan PLTN Bushehr, kata Tavanir, akan berlangsung hingga hari Jumat (25/6/2021) mendatang.
Baca Juga: Perjanjian dengan Iran Berakhir, IAEA Tak Bisa Lagi Pantau Fasilitas Nuklir Iran
Pada Maret lalu, seorang pejabat nuklir Mahmoud Jafari mengatakan, PLTN Bushehr dapat berhenti beroperasi karena Iran tak dapat memperoleh suku cadang dan peralatan dari Rusia akibat sanksi perbankan yang diterapkan oleh Amerika Serikat (AS) pada tahun 2018.
PLTN Bushehr beroperasi dengan bahan bakar uranium yang diproduksi di Rusia, dan bukan Iran. Badan Energi Atom Internasional PBB IAEA juga memantau keberadaan PLTN Bushehr. Hingga kini kini IAEA belum memberikan komentar terkait penutupan darurat PLTN Bushehr.
Baca Juga: Fasilitas Nuklir Iran Disabotase, Disebut sebagai Aksi Terorisme
Penulis : Vyara Lestari Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV