Iran Siapkan USD150.000 untuk Setiap Korban Pesawat Ukraina yang Ditembak Jatuh
Kompas dunia | 6 Juni 2021, 22:47 WIBKIEV, KOMPAS.TV - Iran bersedia membayar santunan USD150.000 kepada sejumlah keluarga Ukraina sebagai kompensasi atas setiap korban yang tewas dalam insiden jatuhnya pesawat penumpang Boeing 737-800 Ukraina di dekat Teheran.
"Delegasi Iran mengumumkan kesiapannya membayar kompensasi kepada sejumlah keluarga Ukraina yang anggota keluarganya tewas dalam tragedi itu sebesar USD150.000 untuk setiap korban, mematuhi resolusi Pemerintah Republik Islam Iran, dan meminta delegasi Ukraina untuk memberi tahu informasi ini kepada kerabat dari warga Ukraina yang tewas," kata pernyataan yang dipublikasikan oleh Kedubes Iran di halaman Facebook usai perundingan putaran ketiga terkait kecelakaan pesawat itu, seperti dilansir Xinhua, Minggu (6/6/2021).
Selama negosiasi tersebut, kedua belah pihak juga membahas berbagai masalah terkait proses pidana dan masalah teknis, termasuk penerbangan dan keselamatan penerbangan, serta laporan akhir pihak Iran perihal tragedi itu.
Baca Juga: Rusia Tarik Sebagian Pasukannya dari Perbatasan Ukraina, Upaya Redakan Ketegangan?
Perundingan putaran ketiga antara Ukraina dan Iran terkait pesawat Ukraine International Airlines yang ditembak jatuh di dekat Teheran pada 2020 itu berlangsung di Kiev pada 2-3 Juni.
Pada 17 Maret tahun ini, Organisasi Penerbangan Sipil Iran menerbitkan laporan akhir tentang kecelakaan pesawat penumpang Ukraina di dekat Teheran itu, mengidentifikasi "kesalahan" oleh operator pertahanan udara sebagai penyebab insiden tersebut.
Namun, Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengkritik laporan Iran tersebut, menyebutnya sebagai "upaya sinis" untuk menyembunyikan alasan sebenarnya dari jatuhnya pesawat itu.
Pesawat Ukraina, sebuah Boeing 737-800, ditembak jatuh pada 8 Januari 2020 oleh dua rudal yang diluncurkan Korps Garda Revolusi Islam Iran tak lama setelah lepas landas dari Teheran, menewaskan seluruh 176 orang di dalamnya.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV