Gunung Nyiragongo Erupsi, Aliran Lava Menerjang Pedesaan, Sedikitnya 15 Penduduk Tewas
Kompas dunia | 24 Mei 2021, 05:53 WIBGOMA, KOMPAS.TV – Erupsi Gunung Nyiragongo di Kongo timur pada Sabtu malam (22/5/2021) membuat semburan lava mengalir ke wilayah pedesaan di sekitarnya. Minimnya peringatan akan erupsi membuat sedikitnya 15 orang penduduk tewas dan menghancurkan lebih dari 500 rumah di kawasan itu hancur.
Melansir Associated Press pada Minggu (23/5/2021), erupsi gunung itu memaksa sekitar 5.000 penduduk kota Goma di dekat perbatasan Kongo dan Rwanda meninggalkan rumah mereka. Sementara sekitar 25.000 penduduk lainnya mengungsi ke barat-laut Kongo di Sake.
Baca Juga: Gunung Api Nyiragongo di Kongo Erupsi, Sekitar Dua Juta Orang Panik dan Melarikan Diri
Hingga Minggu (23/5/2021), lebih dari 170 anak-anak dilaporkan hilang. Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menangani bantuan bagi anak-anak di seluruh dunia UNICEF tengah menyiapkan pusat-pusat penampungan sementara untuk menampung anak-anak yanng terdampak bencana erupsi gunung itu.
Terakhir kali Gunung Nyiragongo meletus di tahun 2002, kota Goma hancur lebur. Saat itu, ratusan penduduk tewas dan lebih dari 100.000 warga kehilangan tempat tinggal mereka. Namun pada letusan Sabtu malam lalu, kota Goma lolos dari kehancuran. Sementara, desa-desa yang terletak di lereng Gunung Nyiragongo, dikabarkan hancur tersapu aliran lava.
Baca Juga: Detik-Detik Gunung Nyiragongo di Kongo Meletus, Warga Panik Evakuasi Diri
Aline Bichikwebo dan bayinya berhasil menyelamatkan diri tepat pada waktunya saat aliran lava mencapai desa tempat tinggalnya di Bugamba. Namun, ibu dan ayah Bichikwebo termasuk di antara mereka yang dinyatakan tewas. Warga Bugamba memperkirakan sekitar 10 orang tewas. Namun, pihak berwenang setempat menyatakan, masih terlalu dini untuk mengetahui jumlah korban tewas akibat erupsi Gunung Nyiragongo.
Bichikwebo mengatakan, ia berupaya menyelamatkan ayahnya keluar rumah, namun tak cukup kuat untuk menggendongnya. Sesaat kemudian, kata Bichikwebo, aliran lava membakar hangus rumahnya.
“Semua yang kami miliki kini lenyap,” kata Bichikwebo sambil mendekap bayinya. “Kami bahkan tak punya teko. Kami kini yatim piatu dan tak punya apa-apa.”
Udara di sekitar kawasan pedesaan yang terdampak erupsi dipenuhi asap tebal lantaran banyak rumah terbakar saat aliran lava menerjang.
Penulis : Vyara Lestari Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV