> >

Polisi Israel Tembakkan Granat Kejut ke Dalam Masjid Al-Aqsa, 153 Demonstran Palestina Dirawat

Kompas dunia | 10 Mei 2021, 17:30 WIB
Warga Palestina di dalam Masjidil Aqsa ditembaki granat kejut dan gas air mata hingga ke dalam masjid, 10 Mei 2021 (Sumber: AP Photo/Mahmoud Illean)

Baca Juga: Benjamin Netanyahu Bela Aksi Polisi Israel dalam Kerusuhan di Yerusalem

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu membela polisi Israel atas kerusuhan di Yerusalem. (Sumber: Amit Shabi/Pool Photo via AP)

Keputusan Polisi Memicu Provokasi

Keputusan polisi untuk sementara melarang pengunjung Yahudi pergi ke situs suci mereka diputuskan beberapa jam sebelum dimulainya pawai Hari Yerusalem.

Pawai itu sendiri secara luas dianggap oleh warga Palestina sebagai penghinaan dan provokasi hegemoni Israel atas kota yang diperebutkan.

Polisi kemudian mengizinkan pawai Hari Yerusalem berlangsung meskipun ada kekhawatiran hal itu bisa meningkatkan ketegangan lebih lanjut.

Tahun ini pawai tersebut bertepatan dengan bulan suci Ramadan, saat sensitivitas agama meningkat sehingga memicu bentrokan berminggu-minggu antara polisi Israel dan warga Palestina di Yerusalem.

Kekerasan terjadi hampir setiap malam sepanjang bulan suci Ramadan, dimulai ketika Israel memblokir tempat populer di mana umat Islam Palestina secara tradisional berkumpul untuk berbuka puasa.

Israel kemudian menghapus pelarangan berkumpul warga Palestina untuk berbuka puasa, tetapi bentrokan berlanjut di tengah ketegangan atas rencana penggusuran di Sheikh Jarrah, lingkungan Arab di mana pemukim Israel melancarkan tuntutan hukum yang panjang untuk mengambil alih properti yang ditinggali warga Palestina.

Mahkamah Agung Israel menunda putusan mereka yang rencananya diumumkan hari Senin ini dengan alasan "situasi yang belum memungkinkan".

Putusan tersebut, bila memenangkan warga Israel, bisa menyebabkan penggusuran puluhan warga Palestina dari rumah mereka.

Baca Juga: RI Kecam Pengusiran Paksa Warga Palestina oleh Israel

Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi. Pemerintah Indonesia mengecam pengusiran paksa warga Palestina oleh pemerintah Israel dari rumah mereka di Yerusalem Timur. (Sumber: Dok. Kemlu RI)

Menuai Kecaman dan Keprihatinan

Tindakan keras Israel dan rencana penggusuran menuai kecaman keras dari sekutu Arab Israel dan ekspresi keprihatinan dari AS, Uni Eropa, dan PBB.

Dewan Keamanan PBB menjadwalkan konsultasi tertutup pada hari Senin membahas ketegangan yang melonjak di Yerusalem. Para diplomat mengatakan pertemuan itu diminta oleh Tunisia, perwakilan Arab di Dewan Keamanan PBB.

Minggu dini hari, Penasehat Keamanan Nasional Amerika Serikat, Jake Sullivan, berbicara dengan mitranya dari Israel, Meir Ben-Shabbat, dan meminta diwujudkannya ketenangan.

Gedung Putih mengatakan, Sullivan meminta Israel untuk "mengambil tindakan yang tepat untuk memastikan ketenangan" dan menyatakan "keprihatinan serius" AS tentang kekerasan yang sedang berlangsung dan rencana penggusuran warga Palestina.

Ketegangan di Yerusalem Menyebar ke Wilayah Sekitar

Militan Palestina di Jalur Gaza menembakkan beberapa roket dan pengunjuk rasa yang bersekutu dengan kelompok Hamas meluncurkan lusinan balon pembakar ke Israel. Hal itu memicu kebakaran di bagian selatan Israel.

"Penjajah bermain-main dengan api! Merusak Yerusalem sangat berbahaya," kata Saleh Arouri, seorang pejabat tinggi Hamas, kepada stasiun TV Al-Aqsa milik kelompok militan itu.

Sebagai tanggapan, COGAT, organ kementerian pertahanan Israel yang bertanggung jawab atas penyeberangan dengan Jalur Gaza, mengumumkan akan menutup penyeberangan Erez sampai pemberitahuan lebih lanjut untuk semua orang kecuali kasus kemanusiaan dan kasus luar biasa .

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Eddward-S-Kennedy

Sumber : Kompas TV


TERBARU