Kuba Segera Punya Pemimpin Baru, Raul Castro Serahkan Kekuasaan kepada Miguel Diaz-Canel Hari Senin
Kompas dunia | 17 April 2021, 01:06 WIBHAVANA, KOMPAS.TV - Partai Komunis Kuba (PCC) membuka kongres bersejarah selama empat hari pada Jumat, (14/4/2021) untuk menandai penyerahan kekuasaan negara itu kepada generasi muda setelah enam dekade di tangan Castro bersaudara, yaitu Fidel Castro dan Raul Castro.
Kendali negara akan diberikan dari Raul Castro (89) kepada Miguel Diaz-Canel, yang telah menjabat sebagai presiden Kuba sejak 2018, ketika Castro melepaskan bagian dari portofolio eksekutifnya, seperti dilansir dari France24, Jumat (16/4/2021).
Selain kursi kepresidenan, Diaz-Canel yang berusia 60 tahun sekarang juga akan memegang posisi paling kuat di negara itu - sebagai sekretaris pertama Partai Komunis Kuba, sebuah jabatan yang sebelumnya hanya dipegang oleh Castro dan saudaranya, pemimpin revolusioner Fidel, yang meninggal tahun 2016.
Dalam tweet Jumat, Diaz-Canel mengatakan kongres akan menjadi forum di mana ide-ide tertanam, sejarah diakui dan masa depan dibahas.
Namun dia menggarisbawahi akan ada "kontinuitas" sebagai salah satu dari lima negara komunis terakhir di dunia menangani masa depan. Sebelum Raul Castro, Fidel memerintah Kuba selama hampir setengah abad dari 1959 hingga 2006, ketika dia jatuh sakit. Fidel masih dihormati secara luas sebagai ayah dan penyelamat negara.
Baca Juga: Donald Trump Kaji Kembali Hubungan Kerjasama dengan Kuba
Pemimpin Sipil Pertama
Diaz-Canel menjadi pemimpin sipil pertama Kuba sejak revolusi yang dipimpin Castro tahun 1950-an, yang terjadi bahkan sebelum ia lahir.
Namun, meskipun penggemar Beatles yang mengenakan jas dan dasi mungkin lebih modern dalam beberapa hal daripada para pendahulunya - keduanya gemar mengenakan pakaian militer - ia tetap pertama dan terutama menjadi murid partai, dan para pengamat tetap mengharapkan perubahan kebijakan yang radikal.
"Tidak adanya Castro di pucuk pimpinan tidak selalu berarti akan ada perubahan mendadak dalam gaya partai komunis," kata Norman McKay, seorang analis di The Economist Intelligence Unit.
Sebuah konstitusi baru yang disahkan pada Mei 2019 memperjelas bahwa komitmen negara terhadap sosialisme "tidak dapat dibatalkan".
Banyak orang Kuba tidak begitu memerhatikan politik. Mereka lebih disibukkan oleh krisis ekonomi terburuk dalam 30 tahun, inflasi yang sangat tinggi, kekurangan makanan yang menggigit, antrean panjang untuk kebutuhan dasar dan kebebasan terbatas.
Baca Juga: Pentagon Tunda Vaksinasi Covid-19 Bagi Hambali dan Tahanan Lain di Kamp Guantanamo
Keruntuhan Ekonomi
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV