Amerika Serikat Lanjutkan Proses Penjualan Senjata ke Uni Emirat Arab Senilai 23,37 Miliar Dollar AS
Kompas dunia | 15 April 2021, 06:02 WIBWASHINGTON DC, KOMPAS.TV - Pemerintahan Presiden AS Joe Biden mengatakan kepada Kongres mereka melanjutkan penjualan senjata lebih dari 23, 37 miliar dollar AS ke Uni Emirat Arab, termasuk pesawat F-35 generasi terbaru, drone bersenjata dan peralatan militer lainnya, tutur seorang pejabat Kongres AS seperti dikutip Straits Times, Rabu, (14/04/2021)
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan pemerintahAS melanjutkan proses penjualan senjata kepada UEA, "bahkan saat kami terus meninjau detail dan berkonsultasi dengan pejabat Emirat" terkait dengan penggunaan senjata tersebut.
Pemerintahan Joe Biden sebelumnya menghentikan sementara kesepakatan yang disetujui oleh mantan Presiden Republik Donald Trump dengan alasan untuk meninjau keputusan tersebut.
Pemerintahan masa Donald Trump mengatakan kepada Kongres pada November lalu, mereka telah menyetujui penjualan UEA, menyusul perjanjian yang ditengahi AS pada September di mana UEA setuju untuk menormalisasi hubungan dengan Israel.
Baca Juga: Setelah Jalan Layang MBZ, UEA Bakal Investasi di Sektor Pendidikan hingga Retail
Paket senilai 23,37 miliar dollar AS terdiri dari penjualan produk dari General Atomics, Lockheed Martin Corp dan Raytheon Technologies Corp, termasuk 50 pesawat F-35 Lighting II, drone tempur 18 MQ-9B dan paket peluru kendali udara-ke-udara dan udara-ke-darat.
Tetapi beberapa anggota Kongres AS mengkritik UEA karena keterlibatannya dalam perang di Yaman, konflik yang dianggap sebagai salah satu bencana kemanusiaan terburuk di dunia, dan khawatir senjata tersebut mungkin dapat melanggar jaminan AS bahwa Israel akan mempertahankan keuntungan militer di wilayah Timur Tengah.
Namun, Israel mengatakan tidak keberatan dengan penjualan tersebut.
Upaya legislatif untuk menghentikan penjualan gagal pada bulan Desember, karena sesama anggota Partai Republik Trump di Kongres mendukung rencananya.
Penulis : Edwin-Shri-Bimo
Sumber : Kompas TV