Kekerasan Militer Terus Berlanjut, PBB Khawatir Myanmar jadi Negara Gagal dan Terjadi Perang Saudara
Kompas dunia | 2 April 2021, 12:54 WIBNEW YORK, KOMPAS.TV - Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) mengecam kekerasan yang dilakukan milter terhadap pengunjuk rasa hingga menyebabkan kematian ratusan warga sipil di Myanmar. Pernyataan ini disetujui oleh 15 negara anggota DK PBB, Kamis (1/4/2021)
Dalam pernyataan pers, DK PBB menyatakan keprihatinan yang mendalam pada situasi yang memburuk di Myanmar. Mereka juga menegaskan kembali seruan kepada militer Myanmar untuk menahan diri.
Pernyataan DK PBB juga menyerukan semua pihak tentang perlunya menghormati hak asasi manusia. Selain itu perlu dilakukan dialog dan rekonsiliasi sesuai dengan keinginan dan kepentingan rakyat Myanmar.
Baca Juga: Kekejaman Junta Militer Myanmar, Lebih dari 40 Anak Terbunuh Sejak Kudeta
Dalam pertemuan DK PBB pada Rabu (31/3/2021), Utusan Khusus PBB untuk Myanmar, Christine Schraner Burgener memperingatkan, negara itu menghadapi kemungkinan terjadinya perang saudara pada skala yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Ia mendesak DK PBB untuk mempertimbangkan tindakan yang berpotensi dengan signifikan untuk memulihkan demokrasi di Myanmar.
Dia tidak merinci tindakan apa yang dia anggap penting, tetapi dia melukiskan gambaran yang mengerikan dari tindakan keras militer.
Dalam sebuah briefing tertutup, ia mengatakan bahwa Myanmar berada di ambang pintu menuju negara yang gagal.
Baca Juga: Rumah Sakit dan Klinik Pun Jadi Sasaran Kebiadaban Junta Militer Myanmar
Schraner Burgener mendesak DK PBB untuk mempertimbangkan menggunakan semua alat yang tersedia untuk mengambil tindakan kolektif dan melakukan apa yang layak diterima rakyat Myanmar.
Pada pertemuan virtual pada hari Rabu, Schraner Burgener mengecam pembunuhan dan penangkapan terhadap pengunjuk rasa tak bersenjata yang berusaha memulihkan demokrasi.
Dia mengutip angka dari Asosiasi Bantuan Myanmar untuk Tahanan Politik bahwa hingga Rabu, sekitar 2.729 orang telah ditangkap, didakwa atau dijatuhi hukuman sejak kudeta dan diperkirakan 536 orang telah terbunuh.
Penulis : Tussie Ayu Editor : Eddward-S-Kennedy
Sumber : Kompas TV