Pesta Mewah Pimpinan Junta Militer Myanmar di Hari Berdarah, Kini Total 510 Orang Telah Tewas
Kompas dunia | 30 Maret 2021, 13:20 WIB
NAYPYIDAW, KOMPAS.TV - Pada Senin (29/3/2021), 510 orang terkonfirmasi tewas oleh aparat Myanmar sejak kudeta 1 Februari. Fakta mengejutkan terkuak saat pimpinan junta militer Myanmar malah menggelar pesta di hari paling berdarah, Sabtu (27/3/2021), di mana 100 orang lebih terbunuh.
Menurut data Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP) menyebutkan, bertambah 51 orang tewas dimana 14 orang ditembak mati pada 29 Maret dan 37 tewas pada hari sebelumnya.
Tak hanya membunuh, AAPP mengatakan total 2574 orang telah ditahan terkait percobaan kudeta militer pada 1 Februari, di antaranya 37 dijatuhi hukuman.
Meski kondisi dalam negeri Myanmar semakin memburuk setiap harinya, tidak menghalangi para pimpinan junta militer Myanmar untuk menggelar sebuah pesta mewah.
Pesta mewah yang diadakan pada Sabtu (27/3/2021) itu digelar untuk memperingati Hari Angkatan Bersenjata yang memperingati awal perlawanan Myanmar terhadap pendudukan Jepang selama Perang Dunia II.
Baca Juga: Kebiadaban Junta Militer Myanmar, Tembaki Pelayat Pemakaman
Padahal, pada hari Sabtu itu menjadi hari paling berdarah sejak kudeta pada 1 Februari. Disebutkan sedikitnya 114 orang tewas oleh pasukan menurut perhitungan dari outlet media independen Myanmar Now.
Melansir Insider pada Senin (29/3/2021), foto-foto Jenderal berseragam militer putih berjalan di karpet merah dan menyapa tamu saat makan malam di luar ruangan diunggah di media sosial selama akhir pekan.
Selama parade militer untuk menandai kesempatan itu pada hari sebelumnya, Min Aung Hlaing, Pemimpin Myanmar dan Panglima Angkatan Bersenjata Myanmar saat ini, memberikan pidato sambil mengatakan ingin "menjaga demokrasi," sambil menentang "tindakan kekerasan," menurut BBC.
Pesta makan malam pada Sabtu malam itu juga dihadiri perwakilan dari beberapa negara seperti Rusia, China, India, Pakistan, Bangladesh, Vietnam, Laos dan Thailand.
Penulis : Rizky L Pratama Editor : Eddward-S-Kennedy
Sumber : Kompas TV