> >

Pembantaian yang Dilakukan Junta Militer Myanmar Kian Masif, AS Mengutuk Keras

Kompas dunia | 28 Maret 2021, 08:58 WIB
Pembantaian yang dilakukan junta militer Myanmar kian masif, dengan lebih dari 100 orang tewas saat berdemonstrasi antikudeta, Sabtu (27/3/2021). (Sumber: AP Photo)

Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres bahkan mengaku sangat terkejut dengan pembunuhan tersebut.

Baca Juga: Spanyol Uji Coba 4 Hari Kerja Seminggu, Dorong Efisiensi dan Produktivitas serta Genjot Konsumsi

Sedangkan Menteri Luar Negeri Inggris, Dominic Raab menegaskan hal itu sebagai titik rendah yang baru bagi junta militer Myanmar.

Sebelumnya, junta militer memang telah mengeluarkan ancaman jika demonstrasi dilakukan saat Hari Angkatan Bersenjata.

Mereka menegaskan para demonstran harus siap untuk ditembak di kepala atau dari belakang.

Baca Juga: 114 Rakyat Myanmar Dibunuh Tentara di Hari Angkatan Bersenjata, Sabtu, Total Sudah 440 Orang Tewas

Meski jumlah korban jiwa terus meningkat, rakyat Myanmar tampaknya tak akan berhenti menyuarakan aspirasinya agar demokrasi kembali ke negara itu.

“Mereka membunuhi kami seperti burung atau ayam, bahkan di rumah kami. Meski begitu kami akan tetap melakukan demonstrasi,” ujar salah satu pendudung Kota Myingyan, Thu Ya Zaw.

Saat ini diperkirakan korban jiwa setelah kudeta Myanmar terjadi pada 1 Februari telah mencapai leih dari 400 orang.

Penulis : Haryo Jati Editor : Fadhilah

Sumber : Kompas TV


TERBARU