Belarusia Didiskualifikasi dari Eurovision, Liriknya Dianggap Dukung Kebrutalan Rezim Lukashenko
Kompas dunia | 27 Maret 2021, 09:12 WIBMINSK, KOMPAS.TV - Grup band Belarusia didiskualifikasi dari kompetisi menyanyi Eropa, Eurovision 2021.
Hal itu terjadi setelah dua lagu yang mereka kirimkan dinilai memiliki lirik yang melanggar aturan.
Lirik lagu dari band Galasy ZMesta dianggap mendukung kebrutalan rezim Presiden Alexander Lukashenko.
Mereka diminta mengirimkan lagu baru dua pekan lalu karena kekhawatiran terpilihnya mereka memiliki kepentingan politik.
Baca Juga: Tabrakan Kereta di Mesir, 32 Orang Tewas dan 165 Luka-luka
Namun pengajuan ulang oleh band yang sama, juga dianggap tak pantas oleh penyelenggara kontes.
Galasy Zmesta merupakan grup band yang kerap menghina gerakan demonstrasi Antipemerintahan Lukashenko.
Lagu pertama Galasy ZMesta yang mereka ajukan ke Eurovision berjudul I Will Teach You, memiliki lirik “I will teach you to toe the line”, yang memicu reaksi dari tokoh-tokoh oposisi.
Baca Juga: Peringati kemenangan Atas Jerman 9 Mei Nanti, Rusia Akan Gelar Parade Militer Akbar
Banyak yang khawatir memperbolehkan lagu tersebut akan melegitimasi kekerasan yang dilakukan Lukashenko kepada para pengunjuk rasa.
Dilansir dari BBC, Persatuan Penyiaran Eropa (EBU), yang menjalankan Eurovision setuju lirik itu tak pantas.
Mereka pun meminta Galasy ZMesta untuk kembali mengirimkan lagu yang berbeda.
Baca Juga: RUU Kanabis Rampung, New York akan Segera Legalkan Ganja untuk Rekreasi
Penolakan lagu pertama sempat memancing kegeraman dari Lukashenko.
“Mereka mulai menekan kami dari segala hal. Bahkan di Eurovision. Kami akan membuat lagu baru. Anda bisa lihat ini dipolitisasi,” katanya.
Namun, lagu kedua yang diajukan Galasy ZMesta pun ditolak oleh EBU.
Baca Juga: India Catat Kasus Covid-19 Harian Tertinggi, Total Menjadi 11,84 Juta Orang
EBU mengungkapkan lagu yang baru diajukan juga melanggar aturan kompetisi yang memastikan agar kontes tidak diinstrumentalisasi atau direndahkan.
“Sayangnya, Belarusia tak akan berpartisipasi pada Kontes Lagu Eurovision ke-65, Mei nanti,” bunyi pernyataan mereka.
Lukashenko yang disebut sebagai diktator terakhir di Eropa, berusaha dengan segala cara untuk memastikan kepemimpinannya terjaga.
Baca Juga: China Tuding Balik, Amerika Serikatlah Yang Militerisasi Laut China Selatan
Dirinya menjadi pemenang pemilu pada Agustus 2020, yang kental dengan nuansa kecurangan, sehingga membuat unjuk rasa besar terjadi di negaranya.
Lukashenko pun menanggapinya dengan brutal, juga dengan menangkapi pihak oposisi.
Pria yang sudah memimpin negara itu selama 26 tahun tersebut pun menolak untuk mundur meski sudah dikecam oleh dunia.
Penulis : Haryo Jati Editor : Deni-Muliya
Sumber : Kompas TV