Menteri Pertahanan Filipina Minta 200 Kapal China Tinggalkan Pulau Sengketa di Laut China Selatan
Kompas dunia | 21 Maret 2021, 22:22 WIBArmada penangkap ikan China telah lama dicurigai digunakan sebagai milisi maritim untuk membantu menegaskan klaim teritorial Beijing, meskipun China telah membantah klaim tersebut.
Baca Juga: Kapal Perang Prancis Merapat di Pelabuhan Vietnam, Indikasi Tantang China di Laut China Selatan
Panglima militer Filipina Letnan Jenderal Cirilito Sobejana mengatakan, "Prioritas utama militer tetap menjadi perlindungan warga kami di daerah tersebut, terutama para nelayan kami, melalui peningkatan patroli maritim."
Pejabat Kedutaan Besar China sendiri belum mengeluarkan komentar apapun terkait hal ini.
Diketahui, China, Filipina, dan empat negara lainnya telah terjebak dalam kebuntuan teritorial yang menegangkan atas jalur air yang kaya sumber daya dan super sibuk itu selama beberapa dekade terakhir.
Para pengkritik berulang kali mengecam Presiden Filipina Rodrigo Duterte karena tidak menentang perilaku agresif China. Duterte juga tidak segera bersikap untuk menuntut kepatuhan China atas putusan arbitrase internasional yang membatalkan klaim bersejarah Beijing atas hampir seluruh laut Cina Selatan.
China menolak untuk mengakui putusan 2016, yang disebut "palsu," dan terus menentangnya.
Baca Juga: Mengkhawatirkan! Ketegangan AS dan China Menuju Konflik Besar di Laut China Selatan
“Ketika Xi berkata 'Aku akan memancing', siapa yang bisa mencegahnya?” Duterte mengatakan dua tahun lalu ketika dia membela pendekatan nonkonfrontasionalnya, mengacu pada Presiden China Xi Jinping.
"Jika saya mengirim marinir saya untuk mengusir para nelayan China, saya jamin tidak satu pun dari mereka akan pulang hidup-hidup," kata Duterte kemudian, sambil menambahkan pembicaraan diplomatik dengan Beijing memungkinkan kembalinya warga Filipina ke daerah penangkapan ikan yang disengketakan di mana pasukan China sebelumnya mengusir mereka.
Duterte sendiri sedang mencari dana infrastruktur, perdagangan dan investasi dari China, yang juga telah menyumbang dan berjanji untuk memberikan lebih banyak vaksin Covid-19 karena Filipina menghadapi lonjakan infeksi virus korona yang mengkhawatirkan.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV