> >

Amnesty International Ungkap Video Kekejaman Militer Myanmar Terhadap Demonstran Antikudeta

Kompas dunia | 11 Maret 2021, 18:57 WIB
Para demonstran yang memprotes kudeta militer Myanmar. (Sumber: AP/Kompas.com)

Video lain juga menunjukkan bagaimana kejamnya militer Myanmar menangani demonstran. Sepeti video yang beredar tanggal 3 Maret yang menunjukkan seorang pendemo pria digiring ke kerumunan pasukan keamanan Yangon.

Baca Juga: PBB Secara Aklamasi Menyerukan Agar Myanmar Kembali ke Pemerintahan yang Sah

Pria yang sudah tak berdaya itu tak lama ditembak seorang petugas. Setelah ditembak, jasad pria itu ditinggalkan sebelum kembali diseret petugas.

Selain itu, dalam laporannya, Amnesty International juga mengungkapkan pembunuhan berencana kepada para penentang rezim militer.

Amnesty menuding junta militer telah melakukan tindakan eksekusi di luar hukum kepada para demonstran.

Apalagi, Amnesty juga merilis berbagai daftar senjata yang digunakan militer Myanmar yang seharusnya tidak pantas digunakan untuk menangani para pengunjuk rasa.

Baca Juga: Detik-Detik Polisi Myanmar Serbu Rumah Pendukung Aung San Suu Kyi

Pasukan keamanan yang dikerahkan dipersenjatai dengan senapan mesin ringan RPD Cina, serta senapan sniper MA-S lokal, senapan semi-otomatis MA-1, senjata submachine Uzi-replika BA-93 dan BA-94, dan senjata lain yang diproduksi di Myanmar.

"Persenjataan yang dikerahkan oleh Tatmadaw (angkatan bersenjata Myanmar) mengungkapkan peningkatan taktik yang disengaja dan berbahaya," kata Mariner.

"Jangan salah, kita berada dalam fase baru krisis yang mematikan di Myanmar," paparnya menambahkan.

Terakhr, Amnesty International mendesak berbagai organisasi dunia terutama Dewan Keamanan PBB untuk segera bertindak agar kekejaman yang terjadi di Myanmar tidak terus berlanjut.

Baca Juga: Suster di Myanmar Ini Berlutut dan Memohon agar Polisi Berhenti Menembaki Demonstran, tapi...

"Ketika angka kematian melonjak, Dewan Keamanan PBB dan komunitas internasional harus bergerak lebih daripada kata-kata keprihatinan dan segera bertindak untuk menghentikan pelanggaran dan meminta pertanggungjawaban pelaku," tutup Joanne Mariner.

Menurut Pelapor Khusus PBB tentang situasi hak asasi manusia di Myanmar, korban tewas akibat protes per 4 Maret berdiri di angka 61.

Penulis : Rizky-L-Pratama

Sumber : Kompas TV


TERBARU